"Yang berat dan kritis relatif sedikit. Penggunaan oksigen juga sedikit. Jadi banyak yang (bergejala) ringan dan sedang yang dirawat," katanya dalam rapat kerja kementerian bersama Komisi IX DPR RI yang diikuti via daring dari Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pada 6 November 2022 ada 4.523 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dengan perincian 4.295 orang menjalani isolasi dan 228 orang menjalani perawatan intensif.
Ia memaparkan, di antara pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit ada 706 pasien yang tanpa gejala, 1.890 pasien dengan gejala ringan, 1.658 pasien dengan gejala sedang, 201 pasien dengan gejala berat, dan 29 pasien dengan kondisi kritis.
Menurut Budi, pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit kebanyakan berusia 19 hingga 59 tahun. "Dominasi lansia juga tinggi sekali," katanya.
Di antara pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit, ia mengatakan, ada dua orang yang dilaporkan meninggal dunia.
Budi mengatakan, angka kematian pasien akibat COVID-19 saat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka kematian pasien semasa penularan virus corona varian Delta.
Menteri Kesehatan mengatakan bahwa peningkatan penularan COVID-19 di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh persebaran virus corona subvarian Omicron, termasuk Omicron BA.2.75, Omicron XBB, dan Omicron BQ.1.
Pemerintah masih melakukan penyuluhan mengenai penerapan protokol kesehatan serta melaksanakan vaksinasi, pemeriksaan, penelusuran kasus, dan penanganan pasien untuk menanggulangi penularan COVID-19.
Pemerintah mendorong warga menjalani vaksinasi dosis ketiga atau dosis penguat untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap serangan virus corona COVID-19 beserta varian-variannya.
Baca juga:
Kemenkes perbarui mekanisme pengambilan obat gratis pasien isoman
IDI sebut obat pasien COVID-19 di Indonesia efektif atasi XBB
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022