"Hasil rapat kami hari ini dapat kami simpulkan kasus gagal ginjal di Aceh saat ini sudah mulai terkendali baik," kata dia, di Banda Aceh, Rabu. Pernyataan tersebut dia katakan usai memimpin kunjungan kerja Komisi IX DPR ke RSUZA Banda Aceh terkait penanganan kasus ginjal akut.
Baca juga: Jakarta kemarin, pengawasan 69 obat sirop hingga normalisasi Ciliwung
Ia mengatakan, faktor utama banyaknya pasien gagal ginjal akut itu karena sirop terindikasi kadar etilen glikol dan dietilen glikol. Namun Aceh sudah bisa menanganinya dengan cara penghentian penjualan obat sirup.
Di Aceh, kata dia, setelah dilakukan penghentian penjualan obat sirop berdampak positif, terlihat dari tidak ada penambahan kasus ginjal akut baru di Tanah Rencong. "Aksi pencegahan bisa kita katakan sudah berjalan dengan baik, faktor utama sudah bisa diketahui dan dihentikan, maka membuat kasus ginjal akut di Aceh tertangani dengan baik," ujarnya.
Baca juga: BPOM: Ada dua lagi perusahaan farmasi melanggar CPOB
Ia menuturkan, terkait dengan pasien gagal ginjal akut yang diobati di Aceh juga sudah ditangani secara baik, sehingga anak-anak tidak lagi ada yang meninggal karena penyakit tersebut. "Hari ini kita komitmen yang sama dari semua pihak sehingga pencegahan terus berjalan dengan saling berbagi tugas," kata dia.
Baca juga: Dinkes DKI awasi 69 merek obat sirop setelah izin edar dicabut
Ia menambahkan, saat ini masih ada persoalan lain yang harus diselesaikan yaitu terkait penarikan sejumlah produk obat sirop yang telah dicabut izinnya oleh pemerintah. "Terkait bagaimana menjelaskan kerugian untuk diselesaikan, terhadap kondisi ini kami akan membahasnya lagi dengan Kemenkes," kata dia.
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022