"Pelibatan mereka ini (elemen-elemen masyarakat) bertujuan untuk lebih mengoptimalkan target penanganan (kasus) stunting atau gizi buruk hingga ke level 'zero' (nol)," kata Sekda Trenggalek Edy Supriyanto di Trenggalek, Rabu.
Untuk mewujudkan visi misi tersebut, Pemkab Trenggalek telah melakukan berbagai akselerasi pembangunan dalam rangka menyelesaikan masalah stunting.
Ada tiga langkah pendekatan yang dilakukan untuk mendorong percepatan penurunan stunting tersebut, yakni aspek lingkungan, rumah tangga, dan sektoral individu.
Baca juga: GAIN : Trenggalek jadi daerah percontohan penurunan angka stunting
Tiga aspek ini menjadi fokus pemerintah daerah dalam upaya penurunan angka stunting. Melalui tiga aspek itu, Trenggalek menargetkan angka stunting di bawah 14 persen sesuai target rata-rata nasional.
Saat ini, menurut dia, prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 27,7 persen pada 2019 menjadi 24,4 persen. Sementara di Trenggalek, lanjut Edy, prevelensinya sudah di bawah capaian pusat maupun Provinsi Jawa Timur.
Di Jatim, misalnya, pada kurun 2019 pevalensi stunting menurun dari 26,78 persen menjadi 18,1 persen, sedangkan hasil bulan penimbangan balita Trenggalek pada 2018 di angka 14,9 persen dan pada tahun 2019 menurun menjadi 13,4 persen.
Kemudian pada akhir tahun 2020 prevalensinya menjadi 11,4 persen, 2021 menurun lagi menjadi 9,7 persen.
Baca juga: Trenggalek raih predikat kinerja terbaik pengendalian "stunting"
"Angkanya sudah menurun, namun kami ingin terus optimalkan dengan berkolaborasi dengan semua elemen," kata Edy Soepriyanto.
Tren positif penurunan stunting tersebut membuat Kabupaten Trenggalek dinobatkan Kementerian Dalam Negeri sebagai kabupaten terbaik nomor 1 dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Terintegrasi 2020.
Ada beberapa indikator yang membuat Kabupaten Trenggalek terpilih menjadi daerah terbaik dalam menurunkan angka stunting.
Baca juga: Kasus balita kekerdilan di Jatim turun selama tiga tahun terakhir
Salah satu kunci keberhasilan Trenggalek dalam menekan stunting adanya gerakan yang melibatkan segenap komponen masyarakat mulai dari masyarakat desa, jajaran pemerintah daerah, sampai pada lembaga swasta yang turut andil dalam pencapaian itu.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022