• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes gencarkan pemeriksaan WGS seiring meningkatnya kasus COVID-19

Kemenkes gencarkan pemeriksaan WGS seiring meningkatnya kasus COVID-19

10 November 2022 19:18 WIB
Kemenkes gencarkan pemeriksaan WGS seiring meningkatnya kasus COVID-19
Materi paparan Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril dalam konferensi pers update laporan kasus harian perkembangan kasus COVID-19 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (10/11/2022). (ANTARA/Zubi Mahrofi)
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril menyampaikan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) terus digencarkan seiring meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di dalam negeri.

"Lagi digencarkan pemeriksaan sequencing bagi pasien yang sedang dirawat, baik itu isolasi maupun di ruang ICU," ujar Mohammad Syahril dalam konferensi pers update laporan kasus harian perkembangan kasus COVID-19 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, pemeriksaan WGS itu seiring dengan tren peningkatan kasus di dalam negeri yang diduga karena subvarian XBB dan BQ.1 yang mulai mendominasi.

"XBB saat ini tercatat ada 48 kasus tersebar di beberapa provinsi, belum semua provinsi," tuturnya.

Baca juga: Kasus COVID-19 RI tambah 6.294 orang, DKI miliki pasien baru terbanyak

Baca juga: RSUD Kota Mataram rawat tujuh pasien COVID-19


Ia mengingatkan, adanya subvarian XBB itu menunjukkan pandemi COVID-19 belum berakhir, masyarakat diminta untuk tetap disiplin protokol kesehatan. Selain itu, juga menyegerakan vaksinasi booster COVID-19 untuk meningkatkan proteksi tubuh.

Ia mengemukakan, pasien COVID-19 subvarian XBB memiliki gejala lebih ringan dibandingkan dengan varian sebelumnya, mayoritas pasien subvarian itu sembuh.

Meski gejala subvarian XBB tak lebih berat dibandingkan varian-varian Corona lainnya, Syahril mengatakan, penularannya cenderung lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya.

"XBB termasuk XBB1 memang mutasi dari BA.2 maupun BA.2.75. Transmisinya memang lebih cepat dibandingkan BA.5. Hanya saja seperti halnya BA.4 dan BA.5 sebelumnya, tingkat keparahannya lebih rendah," paparnya.

Syahril menambahkan, pasien COVID-19 subvarian XBB paling banyak ditemui pada usia dewasa dibandingkan dengan pasien usia anak.

"Ada pasien anak, tetapi sedikit jumlahnya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Syahril menyampaikan persentase kasus COVID-19, angka kematian, dan keterisian rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) di Indonesia mengalami kenaikan dalam sepekan.

"Sebagai rangkuman sepekan ini, kasus konfirmasi meningkat 47,24 persen. Dari 5.000-an kasus naik menjadi 6.100-an kasus. Angka kematian harian ada 47 (orang), kemarin dalam satu pekan 37 (orang). Dan BOR ada kenaikan sekitar 30 persen," paparnya.*

Baca juga: Pemkot Jaksel sediakan 200 dosis vaksin per hari di kantor wali kota

Baca juga: Heru perketat izin konser musik cegah peningkatan COVID-19

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022