Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, potensi hujan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat pada dasarian II November 2022 saat ini kembali meningkat dengan probabilitas 50-90 persen.perlu mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem
"Curah hujan dengan intensitas >50 mm/dasarian diprakirakan terjadi di sebagian besar wilayah NTB," kata prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Angga Permana dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Jumat.
Dengan adanya peningkatan hujan tersebut, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal dengan peluang kejadian lebih tinggi dibandingkan biasanya.
"Masyarakat juga dihimbau untuk perlu mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.
Baca juga: BPBD NTB imbau warga waspada cuaca ekstrem
Baca juga: Waspadai potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan di wilayah NTB
BMKG juga menyatakan, update kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina lemah (indeks ENSO : -0.93). BMKG memprakirakan kondisi La Nina akan terus berlangsung hingga periode November 2022 sampai dengan Januari 2023 dan kemudian berangsur melemah menuju kondisi netral.
"Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD Negatif (-1.07), diprakirakan kondisi IOD Negatif berpotensi hingga November 2022," katanya.
Aliran massa udara pada di wilayah Indonesia, diprediksi mulai didominasi oleh angin baratan. Pada bulan November 2022, monsun Australia mulai melemah sedangkan monsun Asia diprediksi mulai aktif di wilayah Indonesia bagian barat dan mulai mendominasi seluruh wilayah Indonesia pada bulan Desember 2022 hingga Januari 2023. Rata-rata anomali Suhu Muka Laut (SST) sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat.
"Diprakirakan kondisi hangat ini akan mendominasi wilayah perairan Indonesia bagian selatan Indonesia kemudian pada Desember 2022 anomali SST melemah menuju kondisi netral hingga April 2023," katanya.
Baca juga: 100 nelayan di NTB ikuti sekolah lapang cuaca
BMKG juga menyatakan, update kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina lemah (indeks ENSO : -0.93). BMKG memprakirakan kondisi La Nina akan terus berlangsung hingga periode November 2022 sampai dengan Januari 2023 dan kemudian berangsur melemah menuju kondisi netral.
"Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD Negatif (-1.07), diprakirakan kondisi IOD Negatif berpotensi hingga November 2022," katanya.
Aliran massa udara pada di wilayah Indonesia, diprediksi mulai didominasi oleh angin baratan. Pada bulan November 2022, monsun Australia mulai melemah sedangkan monsun Asia diprediksi mulai aktif di wilayah Indonesia bagian barat dan mulai mendominasi seluruh wilayah Indonesia pada bulan Desember 2022 hingga Januari 2023. Rata-rata anomali Suhu Muka Laut (SST) sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat.
"Diprakirakan kondisi hangat ini akan mendominasi wilayah perairan Indonesia bagian selatan Indonesia kemudian pada Desember 2022 anomali SST melemah menuju kondisi netral hingga April 2023," katanya.
Baca juga: 100 nelayan di NTB ikuti sekolah lapang cuaca
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022