Pernyataan itu disampaikan setelah The Wall Street melaporkan bahwa Korsel sendiri telah sepakat untuk menjual senjata yang ditujukan ke Ukraina.
Posisi Korsel untuk tidak menyediakan bantuan mematikan ke Ukraina tidak berubah, kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.
"Untuk menutupi kekurangan persediaan amunisi 155mm di AS, negosiasi sedang dilangsungkan antara AS dan perusahaan Korea untuk mengekspor amunisi," kata pernyataan itu.
"Ini dengan premis bahwa AS adalah pengguna akhir."
Dengan mengutip beberapa pejabat AS yang mengetahui kesepakatan tersebut, Journal mengatakan bahwa perjanjian itu menyerukan AS untuk membeli 100 ribu peluru artileri 155mm yang akan dikirim ke Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah meminta Korsel untuk menyediakan senjata, yang katanya akan "sangat dibutuhkan".
Pada bulan lalu, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa Seoul tidak memberikan senjata mematikan apapun ke Ukraina, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan keputusan semacam itu akan menghancurkan hubungan bilateral.
Sebagai sekutu AS, Korsel telah berusaha menghindari permusuhan dengan Rusia, baik untuk alasan ekonomi dan maupun karena pengaruh yang dapat diberikan Moskow terhadap Korea Utara.
Juru bicara Keamanan Nasional AS John Kirby pada pekan lalu mengatakan bahwa Washington memiliki informasi bahwa Korut secara diam-diam menyuplai Rusia dengan sejumlah "besar" peluru artileri untuk digunakan di Ukraina.
Baik Moskow maupun Pyongyany sama-sama menyangkal adanya pengiriman senjata.
Sumber: Reuters
Baca juga: Biden akan bahas ancaman nuklir Korut dengan pemimpin Jepang, Korsel
Baca juga: Presiden Korsel sebut Korut tidak mendapat apa pun dari senjata nuklir
Baca juga: Lawan ancaman Korut, Korsel tingkatkan kapasitas pertahanan
Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022