Kemenkop inisiasi Hutan Bambu G20 di Nusa Dua

14 November 2022 08:54 WIB
Kemenkop inisiasi Hutan Bambu G20 di Nusa Dua
Bamboo Forest for G20 di Bali Collection Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11/2022). ANTARA/HO-KemenkopUKM/am.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan kehadiran Bamboo Forest for G20 atau Hutan Bambu G20 menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan dalam ekonomi hijau guna menurunkan emisi karbon. 

"Sepeda itu green vehicle apalagi sepeda bambu. Bambu sebagai alternatif hijau merupakan bahan terbarukan yang dapat dipanen dalam waktu yang jauh lebih pendek dari kayu, dan membutuhkan perawatan yang hampir tidak ada karena cukup ditanam satu kali saja,” kata Teten Masduki dalam keterangan resmi, di Jakarta, Senin.

Kementerian Koperasi dan UKM dengan Yayasan Bambu Lestari bersama beberapa organisasi peduli lingkungan lainnya menjadi inisiator Bamboo Forest for G20 (Hutan Bambu Nusantara) di Bali Collection Nusa Dua. 

Ia menjelaskan bambu Indonesia cukup produktif karena lebih banyak empat kali lipat dibandingkan China dan Jepang, sehingga bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi hijau Indonesia ke depan. Selain itu, manfaat lingkungan dari bambu serta tradisi Indonesia yang kaya dalam pemanfaatan bambu akan mendorong pertumbuhan riset atas pemanfaatan bambu dalam berbagai sektor.  

Baca juga: Sound of Green, upaya lestarikan musik tradisi dan hutan bambu

Bambu dianggap dapat menjadi sumber energi bersih dan memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan. Dalam satu tahun, setiap satu hektare bambu mampu menyerap 50 ton karbondioksida, mencegah erosi, dan menyerap 35 juta liter air untuk tiap desa bambu per tahun.

"Jadi gerakan untuk memperluas desa bambu, saya kira langkah yang paling konkret untuk menyelamatkan bumi. Kami optimistis kampanye bambu sebagai green economy selain menjadi kekuatan ekonomi lokal juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas," ujar Teten.

Sementara itu Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari Monica Tanuhandaru menceritakan bahwa Hutan Bambu G20 dikerjakan secara gotong royong dalam waktu satu minggu oleh para tukang dari desa yang memanen bambu di desa pula.

"Di sini kita bicara soal isu lingkungan, keberlanjutan, diversity, keanekaragaman hayati, green mobility, investasi hijau. Ini jadi ruang para aktor dan pemerhati bertemu dan berdiskusi, ada juga eksibisi berupa produk yang dibuat dari desa, produk keren dan desain keren baik makanan, pakaian termasuk sepeda bambu," ungkap Monica.

Seluruh pengunjung G20 bisa ke Bali Collection untuk mengunjungi Bamboo Forest for G20 yang juga menjadi bagian dari Future SMEs Village yang diinisiasi Kemenkop.

Baca juga: Peneliti: Hutan bambu Tana Toraja mendesak dilestarikan

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022