PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat penyaluran kredit tumbuh 7,92 persen pada triwulan III 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi Rp1.111,48 triliun, yang ditopang segmen UMKM.Di BRI terdapat 18 juta nasabah KUR, sehingga dengan perhitungan tersebut nasabah bisa menyerap mencapai 16 juta sampai 24 juta tenaga kerja
Portofolio kredit UMKM BRI meningkat 9,83 persen (yoy) dari Rp852,12 triliun pada akhir September 2021 menjadi Rp935,86 triliun di akhir September 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat menjadi sebesar 84,2 persen.
"Ini bagian dari wujud kami dalam bersungguh-sungguh dan dengan komitmen penuh untuk meningkatkan porsi kredit UMKM menjadi 85 persen," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers "Kinerja Keuangan BRI Kuartal III Tahun 2022" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Selain kredit UMKM, ia mengungkapkan BRI turut menyalurkan kredit di segmen korporasi sebesar Rp175,61 triliun atau terkontraksi 1,24 persen (yoy) pada triwulan ketiga tahun ini.
Apabila dirinci lebih detail, portofolio kredit UMKM BRI terdiri atas segmen mikro yang tercatat tumbuh 14,12 persen (yoy) menjadi Rp529,21 triliun, segmen konsumer tumbuh 7,55 persen (yoy) menjadi Rp161,91 triliun, serta segmen kecil dan menengah yang tumbuh 2,89 persen (yoy) menjadi Rp244,75 triliun.
Komitmen BRI untuk terus memperbesar porsi pembiayaan kepada segmen UMKM merupakan bukti nyata BRI untuk terus mendorong pemulihan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Sunarso menambahkan peran aktif BRI dengan memberdayakan dan mendorong UMKM untuk terus tumbuh maka akan membuka dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengingat 97 persen lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari segmen UMKM.
Riset terakhir menyatakan sebanyak satu nasabah yang memperoleh KUR bisa mempekerjakan dua sampai tiga orang. Adapun di BRI terdapat 18 juta nasabah KUR, sehingga dengan perhitungan tersebut nasabah bisa menyerap mencapai 16 juta sampai 24 juta tenaga kerja.
"Hasil ini merupakan bukti dari program seperti KUR terus kami dukung, tetapi tetap disesuaikan dengan kapasitas mesin BRI untuk menyeleksi dan memproses KUR itu. Namun, dampaknya sangat nyata dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja," tutur dia.
Selain itu, kata dia, keberhasilan BRI dalam menjalankan fungsi intermediasi mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit macet (non performing loan/NPL) BRI secara konsolidasi yang termanajemen di level 3,09 persen.
Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan yang cukup sebagai langkah antisipatif, yang terlihat dari NPL coverage sebesar 278,79 persen atau meningkat dibandingkan dengan NPL coverage di akhir kuartal ketiga tahun lalu yang sebesar 252,86 persen.
Kemampuan BRI dalam menjaga kualitas aset juga tercermin dari terus menurunnya tren kredit berisiko (loan at risk/LAR). Hingga akhir triwulan III 2022, tercatat LAR BRI sebesar 19,28 persen atau turun dibandingkan dengan LAR pada triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 25,62 persen.
Baca juga: BRI cetak laba Rp39,31 triliun, naik 106,14 persen di triwulan III
Baca juga: BRI: Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan fokus giatkan UMKM
Baca juga: LinkAja kerja sama pengembangan paylater dengan BRI dan Pegadaian
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022