• Beranda
  • Berita
  • Pemkab Wondama dukung pelestarian penyu di kawasan Teluk Cenderawasih

Pemkab Wondama dukung pelestarian penyu di kawasan Teluk Cenderawasih

16 November 2022 18:47 WIB
Pemkab Wondama dukung pelestarian penyu di kawasan Teluk Cenderawasih
Pelepasan tukik (anakan penyu) oleh jajaran Forkopimda Kabupaten Teluk Wondama di Pantai Mawar, Kampung Rado, Distrik Wasior. (ANTARA/HO-Zack Tonu B)
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mendukung penuh upaya jajaran Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BB TNTC) melestarikan habitat penyu di kawasan tersebut.

Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor di Wasior, Rabu, mengatakan dulu kawasan Pantai Mawar, Distrik Wasior dan sekitarnya merupakan tempat yang kaya sumber daya perikanan, juga biota laut lainnya seperti teripang, termasuk penyu.

Namun, seiring perkembangan wilayah dan aktivitas manusia, sebagian besar biota laut tersebut termasuk penyu sudah tidak lagi ditemukan di wilayah tersebut.

Pada Selasa (14/11), sebanyak 71 ekor tukik atau anakan penyu telah dilepaskan kembali ke laut di kawasan Pantai Mawar, Kampung Rado, Distrik Wasior.

Baca juga: Peneliti UNIPA: Populasi penyu di Tambrauw-Papua Barata meningkat

Baca juga: Warga adat Raja Ampat sepakat lindungi pantai penetasan telur penyu


Tukik yang dilepaskan tersebut merupakan hasil penetasan semi alami yang dilakukan oleh tim peneliti dari BB TNTC.

"Pelepasan tukik di Pantai Mawar diharapkan menjadi momentum menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber daya laut, termasuk penyu yang keberadaannya sedang dalam ancaman besar akibat eksploitasi berlebihan dari manusia," kata Bupati Mambor.

Orang nomor satu di Kabupaten Teluk Wondama itu meminta Dinas Lingkungan Hidup setempat bersama Pemerintah Distrik dan kepala kampung untuk mengarahkan warga agar ikut menjaga keberadaan habitat penyu di wilayah itu.

"Harus ada imbauan kepada masyarakat supaya ini tetap dijaga sehingga tetap berkembang bahkan kalau boleh dilestarikan selama-lamanya," kata Bupati Mambor.

Plt Kepala Bidang II BB TNTC Nanang Hari Mardani menjelaskan penetasan tukik bermula dari penemuan beberapa telur penyu aktif oleh tim peneliti saat memantau di kawasan kepulauan Auri, Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama.

Total sebanyak 93 telur yang berhasil diambil. Telur penyu yang diambil dari beberapa titik di Kepulauan Auri itu kemudian dimasukkan ke dalam ember yang telah diisi pasir dan diatur sedemikian rupa sehingga mirip dengan habitat aslinya.

Selanjutnya telur yang telah diisi dalam ember dibawa ke Wasior untuk dilakukan percobaan penetasan semi alami. Setelah 50 hari terhitung sejak pengambilan telur penyu dari Kepulauan Auri itu akhirnya menetas.

"Dari 93 itu menetas 77 ekor. Jadi dalam perjalanan ini sudah berumur dua bulan, ada enam ekor yang mati karena persaingan dalam mengambil makanan. Karena ini satwa prioritas dari kementerian, jadi kami menetaskan dan melepaskan kembali," kata  Nanang.
 
Pelepasan tukik (anakan penyu) oleh jajaran Forkopimda Kabupaten Teluk Wondama di Pantai Mawar, Kampung Rado, Distrik Wasior. (ANTARA/HO-Zack Tonu B)


Kepala BB TNTC Supartono menyebut penyu termasuk pelepasan tukik bisa menjadi atraksi wisata yang bisa mendatangkan banyak wisatawan ke Kabupaten Teluk Wondama.

Maka dari itu, pihaknya terus mendorong Pemda dan masyarakat agar menjaga kelestarian satwa laut yang termasuk dalam hewan purbakala itu.

"Satwa ini bisa dijadikan atraksi wisata sepanjang tidak menyalahi ekologi," kata Supartono.

Saat BB TNTC sedang membina dua kelompok masyarakat yang tinggal dalam kawasan TNTC untuk menjaga kelestarian mamalia laut yang bisa berumur hingga ratusan tahun itu. Kedua kampung itu yakni Senebuai di Distrik Roon dan Aisandami di Distrik Teluk Duairi.

"Yang sudah dibangun di Senebuai. Kalau seandainya nanti mereka sudah mendapatkan penyu-penyu dan siap menetas, ini bisa dijadikan atraksi wisata. Saya pikir itu peluang kita juga. Makanya salah satu kampung yang sudah kita bina kita akan jadikan kampung wisata. Nanti salah satu atraksinya pelepasan penyu," ujar Supartono.

Pelepasan tukik dilakukan oleh Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor dan Wakil Bupati Andarias Kayukatuy bersama Kepala Balai Besar TNTC Supartono, Kapolres AKBP Yohanes Agustiandaru, Dandim 1811/Peradaban Letkol Inf Saheri, Ketua TP PKK Ny Sri Maryanti Mendila Mambor, Kepala Distrik Wasior Antonius Alex Marani serta sejumlah pimpinan OPD Pemkab Teluk Wondama.*

Baca juga: Lima penyu raksasa mendarat bertelur di Raja Ampat

Baca juga: Penyu sitaan Polair Polda Papua Barat dilepas ke laut

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022