Dosen dan mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Jurusan Sains Institut Teknologi Sumatera (Itera) memberikan pelatihan pemurnian minyak jelantah menggunakan bahan lempung alam atau dikenal dengan (Bleaching Earth).lempung alam relatif aman karena digunakan juga pada proses pengolahan minyak sawit
"Upaya pemurnian menggunakan bahan alami tersebut bertujuan menghilangkan zat-zat berbahaya akibat penggunaan minyak secara berulang," kata Ketua Tim Pengabdian masyarakat Itera Prodi Kimia Itera M. Alvien Ghifari M.Sc., di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan bahwa pengabdian masyarakat yang diadakan di Desa Padangrejo, Kabupaten Pringsewu, merupakan salah satu bentuk transfer knowledge kepada masyarakat yang menjadi bagian tridharma perguruan tinggi.
"Kegiatan tersebut diikuti oleh 20 warga desa yang mayoritas merupakan ibu-ibu anggota PKK setempat," kata dia.
Ia mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan tersebut sebab, seringkali kelangkaan minyak menyebabkan masyarakat secara terpaksa menggunakan minyak goreng beberapa kali. Padahal penggunaan minyak goreng bekas atau minyak jelantah dapat menimbulkan penyakit akibat zat-zat hasil reaksi selama proses penggorengan berulang.
"Zat-zat berbahaya tersebut dapat dikurangi dengan cara penjernihan melalui penyerapan menggunakan Lempung Alam," kata dia.
Baca juga: Itera-Meatless Kingdom kembangkan jamur sebagai pangan alternatif
Baca juga: Itera ajak masyarakat Totokan manfaatkan energi biogas kotoran sapi
Dia mengatakan bahwa kegiatan ink bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Desa Padangrejo tentang bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan minyak goreng secara berulang.
Sehingga, lanjut dia, memang perlu dilakukan upaya penjernihan minyak goreng yang telah digunakan, untuk menghilangkan residu berbahaya yang terkandung di dalam minyak bekas pakai atau lebih dikenal dengan minyak jelantah.
“Penjernihan menggunakan bahan alami berupa tanah lempung alam yang biasanya mudah didapatkan di daerah yang memproduksi batu bata, genteng, hingga keramik. Ciri-ciri lempung alam biasanya ketika dalam kondisi kering tanah retak-retak, dan jika basah bersifat liat," kata dia.
Ia mengatakan bahwa penjernihan dilakukan dengan mencampur minyak goreng sekitar 1 gelas dengan 2 setengah sendok makan lempung, lalu dihangatkan sambil diaduk selama kurang lebih 10-30 menit.
"Kemudian hasil campuran minyak dan lempung alam didiamkan selama satu hari, dan disaring sebelum digunakan. “Lempung alam relatif aman karena digunakan juga pada proses pengolahan minyak sawit,” ujar Alvien.
Baca juga: 4.860 mahasiswa baru Itera lakukan gerakan tanam pohon
Dia mengatakan bahwa kegiatan ink bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Desa Padangrejo tentang bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan minyak goreng secara berulang.
Sehingga, lanjut dia, memang perlu dilakukan upaya penjernihan minyak goreng yang telah digunakan, untuk menghilangkan residu berbahaya yang terkandung di dalam minyak bekas pakai atau lebih dikenal dengan minyak jelantah.
“Penjernihan menggunakan bahan alami berupa tanah lempung alam yang biasanya mudah didapatkan di daerah yang memproduksi batu bata, genteng, hingga keramik. Ciri-ciri lempung alam biasanya ketika dalam kondisi kering tanah retak-retak, dan jika basah bersifat liat," kata dia.
Ia mengatakan bahwa penjernihan dilakukan dengan mencampur minyak goreng sekitar 1 gelas dengan 2 setengah sendok makan lempung, lalu dihangatkan sambil diaduk selama kurang lebih 10-30 menit.
"Kemudian hasil campuran minyak dan lempung alam didiamkan selama satu hari, dan disaring sebelum digunakan. “Lempung alam relatif aman karena digunakan juga pada proses pengolahan minyak sawit,” ujar Alvien.
Baca juga: 4.860 mahasiswa baru Itera lakukan gerakan tanam pohon
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022