Menurut Fithra, bahkan sebelum pandemi Covid-19, Indonesia sudah menjadi salah satu negara di ASEAN yang dilirik banyak investor untuk memindahkan industrinya dari China.
“Investor ketika lihat ASEAN, mereka akan lihat tempat mana yang paling cocok. Indonesia masuk dalam satu klasifikasi itu, karena input produksi melimpah yang bisa menjadi tempat untuk tujuan investasi. Tapi mereka butuh semacam momentum, semacam pembuktian. Momentum G20 ini jadi momentum pembuktian,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Fithra menyebut umumnya investor global akan menyasar Vietnam, Thailand atau Malaysia saat melihat ASEAN lantaran negara-negara tersebut memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam rantai suplai global dibandingkan Indonesia.
Namun, keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 serta tren pemulihan yang baik membuat daya tarik Tanah Air sebagai salah satu tujuan investasi dunia terus meningkat.
“Karena memang secara natural kita bisa lebih baik performanya selama pandemi dan kemudian bisa lebih engage (terikat) dengan China, Eropa, Amerika Serikat,” katanya.
Kesuksesan Indonesia memimpin Presidensi G20 dan menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali, lanjut Fithra, juga akan memberi nuansa positif bagi para investor.
“Secara natural, investor pasti akan membandingkan negara-negara tujuan investasi,” katanya.
Belum lagi keberhasilan Indonesia yang gencar melakukan pertemuan bilateral tidak hanya dengan G7 tetapi juga mitra potensial lainnya selain konsensus yang bersifat multilateral.
“Pada akhirnya mereka bisa melihat bahwa Indonesia sepertinya bisa menjadi semacam tujuan investasi mereka ke depan. Salah satunya dari keberhasilan kita di G20 dan keberhasilan pertemuan bilateral kita juga,” kata Fithra.
Baca juga: Pengamat: Kesuksesan G20 bawa dampak positif bagi RI
Baca juga: Kemendag: G20 ciptakan peluang dan kerja sama
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022