Putri kecantikan dari negara dengan nama lengkap Switzerland itu ikut iring-iringan pawai bersih nagari dari halaman Pemkab Tulungagung menuju pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso.
Sebelum upacara adat memperingati hari jadi dimulai, ratu kecantikan dari Swis tersebut sempat berbaur dengan puluhan penari reog kendang memainkan tari tradisional masyarakat Bumi Banarawa (sebutan lain kota Tulungagung) itu.
Baca juga: Pemkab Tulungagung gelar ritual jamasan tombak kiai upas
"Miss Universe dari Swiss ini kami undang sebagai bagian dari upaya Tulungagung mempromosikan produk khas daerah ke luar negeri, khususnya ke negara Swis," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung.
Salah satu produk dalam negeri yang terkenal di Swiss adalah (kain) batik.
Pada puncak perayaan hari jadi ini dijadikan momentum untuk lebih memperkenalkan kain batik khas Tulungagung dan aneka produk unggulan daerah lainnya, seperti batu marmer, kerajinan anyaman, kerajinan batik fosil, serta kerajinan batik onix.
Ekspor barang-barang itu turut serta mendongkrak peningkatan ekonomi di daerah.
Kedatangan Alia Guindi tak lepas dari campur tangan putra daerah yang berprestasi di Swiss. Adalah Aji Bram, desainer batik asal Tulungagung yang berkarier di Swiss. "Kita diuntungkan dengan kedatangan Miss Universe (Swiss), sehingga bisa mempromosikan produk Tulungagung," ujarnya.
Alia Guindi saat dimintai keterangan awak media mengaku kagum dengan perayaan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung.
"Ini mengagumkan, saya sangat suka, banyak orang, banyak kostum dan banyak kegembiraan," ucapnya.
Menurutnya, perayaan ini membawa banyak energi positif di Tulungagung. Alia menyebut yang paling disukai di Tulungagung adalah kebaikan orang-orangnya. "I love it Tulungagung," katanya dengan senyum mengembang.
Baca juga: Klenteng Tjoe Tik Kiong gelar ritual ganti baju Dewa
Baca juga: Pemkab Tulungagung bentuk tim investasi sambut masuknya investor besar
Ia mengaku minuman yang paling disukai adalah es kelapa muda.
Seperti tahun sebelumnya, ritual bersih nagari dalam rangkaian HUT Tulungagung juga diwarnai dengan arak-arakan dua tumpeng raksasa yang dikenal dengan istilah buceng lanang dan buceng wadon.
Tumpeng ini diperebutkan oleh warga Tulungagung. Ratusan warga sejak pagi sudah menunggu di depan pendopo.
Saat pintu dibuka, ratusan warga langsung menyerbu dua tumpeng berisi hasil bumi dan makanan tradisional itu. Hanya sekejap saja tumpeng besar berisi aneka makanan khas dan hasil bumi itu ludes diperebutkan warga yang memburu berkah.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022