Badan Pangan Nasional meminta Provinsi Lampung mengelola potensi ubi kayu sebagai bahan pangan lokal alternatif bagi masyarakat setempat.Krisis yang terjadi saat ini membuat banyak negara produsen pangan dunia sementara waktu menahan untuk mengekspor pangan mereka, sehingga kalau ada yang masih tergantung pada impor itu akan berisiko tinggi terhadap guncangan pangan,
"Krisis yang terjadi saat ini membuat banyak negara produsen pangan dunia sementara waktu menahan untuk mengekspor pangan mereka, sehingga kalau ada yang masih tergantung pada impor itu akan berisiko tinggi terhadap guncangan pangan," kata Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional Rinna Syawal, di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu ada pengembangan dan penguatan potensi pangan lokal yang ada di daerah.
"Kenyang itu tidak harus nasi, ada banyak pangan yang bisa dikonsumsi di Lampung, dan salah satunya adalah ubi kayu karena di sini sebagai daerah produsen terbesar di Indonesia. Jadi diharapkan itu dikembangkan sebagai bahan pangan yang berdaulat di Provinsi Lampung," katanya.
Baca juga: Bapanas minta daerah susun neraca pangan wilayah mulai 2023
Dia menjelaskan, penanganan kerawanan pangan melalui penguatan potensi pangan lokal dilakukan dengan cara melakukan penganekaragaman konsumsi pangan.
"Kita harus terus melakukan penganekaragaman konsumsi pangan dan mengedukasi masyarakat tentang bagaimana mengonsumsi pangan sehat, bergizi, dan seimbang dengan potensi yang ada di daerah," tambahnya.
Menurut dia, selain melakukan pengembangan potensi ubi kayu sebagai bahan pangan unggul lokal, untuk menjaga ketersediaan pangan daerah pemerintah daerah juga diharapkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.
"Stabilitas pasokan dan harga harus dijaga agar ketersediaan pangan di Lampung terus tercukupi dengan harga terjangkau. Jadi nanti kita akan diskusi agar pasokan pangan dan harga terjamin," ucap dia.
Baca juga: Peneliti BRIN dorong warga diversifikasi pangan berbahan ubi kayu
Ia menjelaskan, masyarakat juga harus diedukasi tentang keragaman pangan hingga pengelolaan pangan lokal sejak dini.
"Menciptakan masyarakat yang sehat aktif, produktif menjadi tujuan utama. Salah satu faktor yang menciptakan itu adalah asupan pangan. Karena itu kami mengampanyekan pangan yang beragam, bergizi, seimbang serta aman harus dimulai sejak usia dini ini juga untuk mencegah stunting," kata dia lagi.
Provinsi Lampung menjadi salah satu daerah yang dikenal kaya akan potensi pertanian secara luas serta memiliki keunggulan. Lampung merupakan penghasil padi nomor enam secara nasional, jagung peringkat tiga secara nasional, dan ubi kayu peringkat pertama nasional dengan produksi sebesar 6,1 juta ton pada 2021.
Lampung sebagai salah satu daerah penghasil ubi kayu memiliki luas lahan singkong mencapai 366.830 hektare. Lahan ubi kayu terbesar di Lampung itu berada di Lampung Tengah dengan luas mencapai 121.000 hektare, diikuti dengan Lampung Utara 53.994 hektare, dan Lampung Timur seluas 49.000 hektare.
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022