• Beranda
  • Berita
  • Bappenas: Ekonomi RI bisa tumbuh 6,1-6,5 persen dengan transisi hijau

Bappenas: Ekonomi RI bisa tumbuh 6,1-6,5 persen dengan transisi hijau

23 November 2022 15:01 WIB
Bappenas: Ekonomi RI bisa tumbuh 6,1-6,5 persen dengan transisi hijau
Tangkapan layar - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam acara CEO Live Series #2 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (23/11/2022). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.

Ini merupakan salah satu manfaat ekonomi yang akan didapatkan Indonesia bila ekonomi hijau tercapai

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar 6,1 persen hingga 6,5 persen per tahun sampai 2050 bisa terwujud dengan transisi hijau.

"Ini merupakan salah satu manfaat ekonomi yang akan didapatkan Indonesia bila ekonomi hijau tercapai," ungkap Suharso pada CEO Live Series #2 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Selain itu, lanjutnya, 87 miliar ton sampai 96 miliar ton CO2e emisi Gas Rumah Kaca (GRK) akan berkurang selama periode tahun 2021-2060 berkat ekonomi hijau.

Ia melanjutkan hampir 68 persen penurunan intensitas emisi tahun 2045 juga akan diraih sebelum mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emission/NZE) pada tahun 2060. Dengan demikian kemungkinan capaian target NZE itu pun bisa tercapai tepat waktu atau bahkan lebih cepat, ucapnya.

Baca juga: Bappenas: Ekonomi harus tumbuh 6-7 persen agar jadi negara maju

Manfaat lainnya yang didapat apabila ekonomi hijau tercapai di Indonesia, menurut dia, yakni 25 persen sampai 34 persen Pendapatan Nasional Bruto (PNB) nasional meningkat di tahun 2045.

"1,8 juta pekerjaan hijau di tahun 2030 juga akan tercapai berkat ekonomi hijau, utamanya tersebar di sektor energi, kendaraan elektrik, restorasi lahan, dan limbah," kata Suharso Monoarfa.

Maka dari itu, ia menekankan pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim harus menjadi fokus saat ini bagi pertumbuhan ekonomi sebagai backbone dari ekonomi hijau.

Pembangunan rendah karbon yang dimaksud meliputi penanganan limbah dan ekonomi sirkular, pengembangan industri hijau, pembangunan energi berkelanjutan, karbon biru, serta pemulihan lahan berkelanjutan. Kemudian, pembangunan berketahanan iklim meliputi laut dan pesisir, air, pertanian, serta kesehatan.

Baca juga: Belajar ekonomi sirkular dari hal-hal sederhana
Baca juga: Bappenas: Performa ekonomi hijau Indonesia perlihatkan tren membaik
Baca juga: Bappenas tekankan pentingnya ekonomi biru percepat pertumbuhan ekonomi

 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022