• Beranda
  • Berita
  • BRIN: Tingkatkan riset kesehatan antisipasi penyakit menular baru

BRIN: Tingkatkan riset kesehatan antisipasi penyakit menular baru

23 November 2022 16:03 WIB
BRIN: Tingkatkan riset kesehatan antisipasi penyakit menular baru
Arsip Foto - Tenaga kesehatan mengoperasikan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) di dalam mobil lab molekuler disela peresmian Pusat Pelayanan Pendidikan dan Riset Penyakit Menular RSUD dr Soetomo serta Mobil Laboratorium Molekuler di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/7/2020). ANTARA FOTO/Moch Asim/foc.

menghadapi penyakit menular, perlu peningkatan kapasitas-kapabilitas riset dan penguatan surveilans mengidentifikasi patogen baru

Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ni Luh Putu Indi Dharmayanti mengingatkan pentingnya melakukan peningkatan riset kesehatan untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi potensi penyakit menular baru di masa depan.

"Dalam menghadapi penyakit menular, diperlukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas riset dan penguatan surveilans untuk mengidentifikasi patogen baru, kapasitas infrastruktur riset yang sesuai, serta kerja sama, komunikasi dan koordinasi yang efektif untuk upaya riset kesiapsiagaan menghadapi dan memprediksi pandemi," kata Indi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Indi menuturkan hasil-hasil riset bidang kesehatan akan bermanfaat dalam mengurangi beban ganda di bidang kesehatan yang dihadapi Indonesia, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular.

Ia mengatakan penyakit menular baru dan penyakit menular yang pernah muncul masih menjadi ancaman di dunia karena mempengaruhi beberapa faktor seperti beban ekonomi, mortalitas, morbiditas, dan implikasi sosial dan geopolitikal.

Pandemi SARS CoV2 menyadarkan perlunya upaya dan antisipasi dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi berikutnya.

Baca juga: BRIN dorong kolaborasi para peneliti kembangkan bioekonomi

Baca juga: BRIN manfaatkan pengindraan jauh untuk pantau pertumbuhan padi


Menurut dia, hal yang harus menjadi perhatian adalah sumber penyakit menular yang seringnya berasal dari hewan, sehingga diperlukan pemahaman sifat inang utama, jangkauan inang, kejadian spillover virus, frekuensi menginfeksi dan jenis inang perantaranya.

"Dengan memahami hal ini, akan memperkuat surveilans penyakit zoonosis di wilayah terpencil," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan diperlukan pendekatan dalam sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan untuk mencapai kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Pendekatan One Health yang memiliki prinsip komunikasi, kerja sama dan kolaborasi di beberapa sektor diharapkan menjadi strategi yang efektif untuk mengatasi risiko kesehatan secara global.

Dalam mendorong peningkatan riset kesehatan tersebut, BRIN mengadakan International Conference for Health (ICHR) 2022 pertama yang mengangkat tema Kemajuan Saat Ini dalam Peningkatan Kualitas Kesehatan: Dari Ruang Penelitian Hingga Implementasi Klinis (Current Progression on Enhancing the Quality of Health: From Research Chamber to Clinical Implementation).

Konferensi internasional tersebut bertujuan untuk menyebarkan dan mendorong terjadinya pertukaran kemajuan terbaru yang dibuat di seluruh lembaga penelitian sekaligus mempromosikan prospek kerja sama multinasional dan atau multi-lembaga untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang baik.

Baca juga: Ahli: Bangun bangunan tahan gempa penting dilakukan pascagempa Cianjur

Baca juga: BRIN: Danau Hanjalutung berpotensi jadi sentra perikanan dan ekowisata

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022