• Beranda
  • Berita
  • Israel tuding Palestina berada di balik dua ledakan di Yerusalem

Israel tuding Palestina berada di balik dua ledakan di Yerusalem

23 November 2022 17:46 WIB
Israel tuding Palestina berada di balik dua ledakan di Yerusalem
Sejumlah pria Yahudi ultra-ortodoks melihat lokasi ledakan di halte bus di Yerusalem, 23 November 2022. (ANTARA/REUTERS/Ammar Awad/as)

Belum pernah ada serangan terkoordinasi semacam itu di Yerusalem dalam beberapa tahun terakhir

Polisi Israel menuduh milisi Palestina berada di balik dua ledakan yang terjadi di halte-halte bus di pinggiran Yerusalem, Rabu.

Dalam dua insiden itu, seorang tewas dan sedikitnya 14 orang lain terluka, kata sejumlah pejabat kesehatan.

Mereka mengatakan ledakan pertama, yang terjadi selama jam sibuk, disebabkan oleh alat peledak yang dipasang di halte bus dekat gerbang kota itu.

Ledakan kedua, sekitar 30 menit kemudian, menimpa sebuah halte bus di sekitar permukiman di bagian timur Yerusalem.

Baca juga: Stasiun TV Suriah: Ledakan dahsyat Damaskus "dari arah" Israel

Juru bicara kepolisian Eli Levi mengatakan kepada Army Radio bahwa ledakan pertama dipicu oleh alat peledak berkekuatan besar.

"Belum pernah ada serangan terkoordinasi semacam itu di Yerusalem dalam beberapa tahun terakhir," kata Levi.

Radio tentara Israel itu mengatakan alat-alat peledak disembunyikan dalam beberapa tas dan sedikitnya salah satu tas berisi paku untuk memaksimalkan efek ledakan.

Rekaman kamera pengawas yang disiarkan stasiun TV N12 memperlihatkan momen ledakan pertama dengan gumpalan asap mengepul dari perhentian bus itu.

Televisi menampilkan puing-puing yang berserakan di sekitar lokasi kejadian, yang dijaga ketat petugas dari dinas kedaruratan.

Dinas ambulans Israel mengatakan 12 orang telah dilarikan ke rumah sakit dari lokasi ledakan pertama dan tiga orang terluka dalam ledakan kedua.

Salah seorang yang terluka meninggal di rumah sakit, kata RS Shaare Zedek.

Ledakan-ledakan itu, yang mengingatkan pada sejumlah pengeboman bus yang menjadi ciri khas revolusi Palestina pada 2000-2005, terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di wilayah pendudukan Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir.

Ketegangan tersebut dipicu oleh tindakan keras militer Israel setelah terjadinya rentetan serangan mematikan di negara itu.

Di Gaza, juru bicara kelompok militan Palestina Hamas memuji ledakan di Yerusalem itu tetapi tidak mengaku bertanggung jawab.

Juru bicara Hamas Abdel-Latif Al-Qanoua mengaitkan insiden itu dengan "kejahatan yang dilakukan penjajah (Israel) dan para pemukim".

Ledakan-ledakan tersebut muncul ketika mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berunding dengan para sekutunya, termasuk anggota-anggota partai religius dan sayap kanan, untuk membentuk pemerintahan baru.

Salah seorang sekutunya, anggota parlemen ultranasionalis Itamar Ben-Gvir yang mengetuai partai Kekuatan Yahudi, mengunjungi lokasi ledakan pertama di mana dia menuntut adanya tindakan tegas terhadap milisi.

"Bahkan jika ini terjadi di Tepi Barat, kepung mereka dan cari senjata dari rumah ke rumah dan pulihkan kemampuan pencegahan kita," kata Ben-Gvir, yang berharap menjadi menteri kepolisian dalam pemerintahan yang baru.

Dalam insiden terpisah, para milisi Palestina pada Selasa malam menculik jenazah seorang siswa sekolah menengah Israel yang tewas di sebuah RS Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat, setelah mengalami kecelakaan mobil, kata paman korban kepada Kan Radio.

Militer Israel mengatakan pihaknya berharap jenazah itu dikembalikan segera.

Belum jelas kenapa milisi mengambil jenazah itu dan belum ada indikasi yang mengaitkan insiden tersebut dengan ledakan pada Rabu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ledakan di halte bus Yerusalem lukai sedikitnya tujuh orang
Baca juga: Netanyahu tuding Iran bersalah atas ledakan di kapal Israel

Pewarta: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022