• Beranda
  • Berita
  • PLN gandeng Pertamina-KS genjot TKDN industri trafo

PLN gandeng Pertamina-KS genjot TKDN industri trafo

25 November 2022 12:17 WIB
PLN gandeng Pertamina-KS genjot TKDN industri trafo
Trafo PLN yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan. (ANTARA/HO PT PLN (Persero))

Kerja sama ini juga dilakukan agar industri silicon steel dan minyak trafo dapat tersedia di dalam negeri.

PT PLN (Persero) menggandeng PT Krakatau Steel (KS) dan PT Pertamina Lubricants untuk mendukung peningkatan penggunaan produk dalam negeri di sektor energi ketenagalistrikan, khususnya industri trafo.

Sinergi itu tertuang dalam nota kesepahaman kerja sama/Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN dengan KS serta PLN dengan Pertamina Lubricants.

Dengan KS, PLN bersinergi dalam pengembangan dan penggunaan produk baja, sedangkan dengan Pertamina Lubricants, PLN bersinergi dalam pengembangan dan penggunaan minyak pelumas dan transformator oil.

"Kerja sama ini juga dilakukan agar industri silicon steel dan minyak trafo dapat tersedia di dalam negeri," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Sri Mulyani: Belanja kompensasi dan subsidi topang PLN dan Pertamina

Lewat kerja sama tersebut, produk silicon steel yang sebelumnya diproduksi di luar negeri, kini bisa diproduksi di dalam negeri. Silicon steel sendiri merupakan salah satu material paling penting yang digunakan sebagai inti dari sebuah trafo.

Melalui sinergi BUMN dan kolaborasi dengan berbagai perusahaan swasta itu pula, PLN berupaya mengonsolidasikan volume pemakaian silicon steel dan minyak trafo.

Kerja sama tersebut juga diharapkan bisa meningkatkan angka tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri trafo yang hanya di kisaran 30 persen hingga 40 persen.

Semula, angka ini sangat sulit untuk ditingkatkan menjadi lebih tinggi lagi, mengingat bahan baku utamanya yakni silicon steel dan minyak trafo, masih berasal dari luar negeri alias impor.

Masing-masing dari produk tersebut mengambil porsi 30 persen dari biaya produksi. Belum lagi masalah produsennya yang terbatas, di mana produksi silicon steel hanya tersedia di 10 pabrikan di dunia.

"Silicon steel itu kami mendapatkan impor dari mitra-mitra kami, itu langka. Berebut karena produsennya sangat terbatas. Sudah berebut, dapatnya lama, karena jarang barangnya, harganya tinggi. Nah ini yang menyebabkan itu tadi," Jelas Darmawan.

Baca juga: Menko: Produksi nasional harus dukung tantangan infrastruktur listrik

Sementara itu, Direktur Komersial PT Krakatau Steel Melati Sarnita mendukung program peningkatan TKDN pemerintah untuk membantu para pelaku industri dalam negeri bisa bertumbuh.

Menurutnya, program TKDN bisa memberikan kepastian bisnis bagi pelaku industri dalam negeri.

"Penerapan TKDN, bagi kami di industri TKDN itu sebenarnya sebuah tools (alat) untuk meningkatkan utilisasi. Karena rata-rata utilisasi dalam negeri itu sangat rendah, dibandingkan dengan ketika mereka membangun ekonomi skill, ketika mereka membangun industri tersebut. Investasinya tidak balik itu masalah yang paling umum, industri itu berinvestasi tapi tidak memiliki garansi untuk return," jelasnya.


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022