"Jutaan orang terjerumus ke dalam kesulitan yang ekstrim dan kondisi kehidupan yang mengerikan akibat serangan ini," kata Turk dalam sebuah pernyataan, Kamis (25/11).
Serangan Rusia yang paling menghancurkan jaringan energi Ukraina telah menyebabkan penduduk di sebagian besar wilayah negara itu hidup tanpa listrik dan pemanas ruangan.
Sejak awal Oktober, Rusia telah meluncurkan rudal kira-kira seminggu sekali dalam upaya untuk menghancurkan jaringan listrik Ukraina.
“Secara keseluruhan, ini menimbulkan masalah serius di bawah hukum humaniter internasional, yang membutuhkan keuntungan militer yang nyata dan langsung untuk setiap objek yang diserang," ujar Turk.
Rusia mengakui menyerang infrastruktur dasar tetapi membantah telah menargetkan warga sipil, dengan mengatakan serangan itu bertujuan untuk mengurangi kemampuan Ukraina untuk berperang dan mendorongnya untuk bernegosiasi. Di lain pihak, Ukraina mengatakan serangan semacam itu adalah kejahatan perang.
Dalam pernyataan yang sama, Turk mengatakan analisis awal PBB terhadap video yang tampaknya menunjukkan tentara Ukraina mengeksekusi tawanan perang Rusia menunjukkan bahwa video itu sangat mungkin asli.
Ukraina sebelumnya mengatakan akan menyelidiki dugaan pelanggaran oleh angkatan bersenjatanya.
Tim pemantau PBB mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina telah menyiksa tawanan perang.
Turk meminta Rusia dan Ukraina untuk mengeluarkan instruksi yang jelas kepada pasukan mereka tentang perlakuan terhadap tawanan perang dan mengatakan semua tuduhan eksekusi harus diselidiki sepenuhnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ukraina: Seorang bayi tewas dalam serangan Rusia di RS bersalin
Baca juga: Kremlin: Ukraina bisa akhiri penderitaan jika penuhi tuntutan Rusia
Baca juga: Kanselir Scholz: Jerman perlu bersiap untuk eskalasi perang di Ukraina
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022