Mahasiswa ini cocok untuk kita berikan modal,
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan modal usaha kepada seorang mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) yang sedang menjalankan usaha batik tulis.
"Mahasiswa ini cocok untuk kita berikan modal," kata Menteri Erick saat menjadi pembicara dalam "Seminar Nasional bertajuk Investasi Masa Depan Kepemimpinan Nasional" di Tangerang, Banten, Selasa.
Dalam acara yang juga dihadiri Menteri Bahlil, Erick mengajak Bahlil untuk bersama-sama memberikan modal usaha bagi mahasiswa bernama Rachel Nathania (19) sejumlah Rp30 juta.
"Kita bagi dua ya Pak Bahlil, saya Rp15 juta dan Pak Bahlil Rp15 juta," kata Erick yang langsung disambut Bahlil.
Baca juga: Erick Thohir: Miliki modal ekonomi penting, RI punya potensi cerah
Awalnya, Bahlil menjanjikan modal usaha sebesar Rp30 juta untuk mahasiswa yang berani mengajukan pertanyaan dengan baik.
Dalam sesi tanya jawab acara tersebut, Rachel yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPH mengajukan pertanyaan untuk Erick terkait usahanya, yakni batik tulis modern, yang kerap diminta "harga teman" oleh pelanggan.
Kemudian Rachel mengulas tentang usahanya yang baru dirintis pada pertengahan tahun ini.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Erick memberi masukan agar Rachel memberikan harga diskon dengan kuantitas yang lebih banyak, sehingga tidak mengganggu modal usaha yang telah dikucurkan.
"Jadi misalnya beri saja potongan harga, tapi harus beli lebih dari satu. Itu masukan dari saya," ujar Erick.
Baca juga: Bahlil sudah siapkan formulasi bikin organisasi negara penghasil nikel
Ketika itu, Erick mengajak Bahlil untuk memilih Rachel sebagai penerima bantuan modal usaha yang dijanjikan Bahlil sebelumnya, di mana Erick ingin turut berpartisipasi.
Namun, Bahlil menggali lebih jauh soal usaha yang dijalankan Rachel dengan bertanya omzet yang didapat per bulan. Ketika mengetahui Rachel mendapat omzet Rp5-6 juta per bulan, Bahlil pun setuju untuk mengucurkan modal usaha. "Bagus itu untuk kalangan mahasiswa. Cocok (untuk mendapat modal usaha)," kata Bahlil.
Seketika itu, Bahlil langsung mengajak Rachel untuk berbisnis bersama, menyuntikkan modal usaha dan membantu dari sisi penjualan.
"Saya mau berbisnis sama kamu juga Pak Erick, karena kamu sendiri yang mendesain produknya. Nanti kami bantu marketingnya," ujar Bahlil.
Menurut Bahlil, ilmu bisnis yang terpenting adalah praktik dan intuisi seorang pebisnis juga perlu digunakan, sehingga bisnisnya dapat semakin berkembang.
"Saya lihat kamu tipe orang yang mau berjuang. Jadi saya mau bisnis bareng dengan kamu," kata Bahlil.
Baca juga: Kemenperin tingkatkan industri kerajinan melalui sistem mutu
Ketika ditemui Antara, Rachel menceritakan bahwa bisnis batik modern miliknya bernama Lawana Batik. Lawana diambil dari Bahasa Sanskerta yang berarti laut.
"Saya ingin usaha ini benar-benar mencerminkan Nusantara. Kalau banyak usaha memilih nama internasional, saya pilih Lawana untuk nama usaha saya yang diambil dari Bahasa Sanskerta," ujar Rachel.
Rachel memberdayakan artisan batik tulis di Malang, Jawa Timur, untuk memproduksi pakaian sehari-hari yang dikombinasikan dengan batik tulis karyanya.
Rachel mengaku senang karena mendapatkan modal usaha dari dua orang menteri tersebut dan ia berupaya mempergunakan modal tersebut sebaik mungkin dengan menambahkan nilai dalam menjalankan usahanya.
"Saya senang. Semoga modal usaha yang diberikan tersebut bisa saya kembangkan, dan bukan hanya berupa uang tapi ada value di dalamnya," pungkas
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022