• Beranda
  • Berita
  • Yen menguat jelang pidato Powell, Aussie melonjak

Yen menguat jelang pidato Powell, Aussie melonjak

30 November 2022 06:33 WIB
Yen menguat jelang pidato Powell, Aussie melonjak
Ilustrasi - Uang kertas Dolar AS dan Yen Jepang. ANTARA/Shutterstock/aa.
Greenback melemah terhadap yen Jepang pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ketika ketua Federal Reserve Jerome Powell akan berbicara pada Rabu, sementara dolar Australia melonjak karena sentimen membaik di tengah harapan bahwa China akan dibuka kembali dari penutupan COVID.

Komentar Powell akan dievaluasi untuk tanda-tanda baru hawkish, dengan data pekerjaan utama untuk November akan dirilis pada Jumat (2/12/2022).

Indeks dolar telah jatuh ke 106,82 dari tertinggi 20 tahun di 114,78 pada 28 September, karena investor melihat bank sentral AS mencapai suku bunga puncak awal tahun depan dengan tekanan inflasi diperkirakan mereda.

"Kami memiliki pembalikan dolar yang cukup besar sejak laporan IHK Oktober, jadi itu mungkin gejala pengetatan Fed memudar sebagai kekuatan dukungan dolar karena pasar semakin mencari kebijakan puncak Fed awal tahun depan," kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas di UBS di New York.

Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 50 basis poin ketika bertemu pada 13-14 Desember, meskipun kemungkinan kenaikan 75 basis poin telah meningkat selama beberapa minggu terakhir dan sekarang berdiri di kemungkinan 37 persen.

Pedagang memperkirakan suku bunga dana Fed akan mencapai puncaknya pada 5,01 persen pada Juni, sebelum jatuh kembali ke 4,64 persen pada Desember 2023.

Euro turun 0,15 persen terhadap mata uang AS menjadi 1,0324 dolar. Greenback merosot 0,15 persen menjadi 138,69 yen Jepang.

Pergerakan dalam dolar/yen sangat berkorelasi dengan kebijakan suku bunga AS dan mata uang Jepang telah diuntungkan karena investor mengurangi ekspektasi untuk kenaikan suku bunga AS yang agresif lebih lanjut.

Data pada Selasa (29/11/2022) menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS merosot ke level terendah empat bulan pada November, dengan rumah tangga kurang tertarik untuk berbelanja barang-barang mahal selama enam bulan ke depan di tengah inflasi tinggi dan kenaikan biaya pinjaman.

Sebuah laporan terpisah pada Selasa (29/11/2022) menunjukkan indeks harga rumah nasional S&P CoreLogic Case-Shiller naik 10,6 persen pada basis tahun ke tahun pada September, melambat dari kenaikan Agustus sebesar 12,9 persen.

Aussie melonjak setelah pejabat kesehatan mengatakan bahwa China akan mempercepat vaksinasi COVID-19 untuk orang lanjut usia, yang bertujuan mengatasi hambatan utama dalam upaya meringankan pembatasan "nol-COVID" yang tidak populer.

Selera risiko memburuk pada Senin (28/11/2022) setelah pengunjuk rasa dan polisi bentrok karena pembatasan COVID yang ketat.

Pihak berwenang China telah mulai menyelidiki beberapa orang yang berkumpul pada protes akhir pekan karena polisi tetap berada di jalan-jalan kota.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko, yang sangat terkait dengan pertumbuhan China, naik 0,46 persen menjadi 0,6684 dolar AS. Yuan di pasar internasional juga naik terhadap dolar menjadi 7,1445.

Data inflasi zona euro yang akan dirilis pada Rabu juga menjadi fokus setelah angka menunjukkan inflasi di Spanyol dan Jerman berada di bawah ekspektasi.

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pada Senin (28/11/2022) inflasi zona euro belum mencapai puncaknya dan berisiko menjadi lebih tinggi dari yang diperkirakan saat ini, mengisyaratkan serangkaian kenaikan suku bunga ke depan.

Baca juga: Jepang sebut sedang mengawasi pergerakan valas dan siap merespons

Baca juga: Dolar stabil di Asia, pasar menantikan pemilihan paruh waktu di AS

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022