Kita upayakan adalah percepatan vaksinasi terutama pada lansia
Kementerian Kesehatan menyatakan pemerintah sedang memfokuskan diri untuk mengejar cakupan booster pertama atau dosis ketiga vaksin COVID-19 bagi masyarakat umum yang masih rendah.
“Kalau rencana (pemberian booster kedua bagi masyarakat umum) akan tetap ada, tapi terus terang kita konsentrasikan dulu pada pemberian booster pertama ya,” kata Direktur Jenderal P2P Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu saat ditemui ANTARA usai Peringatan Hari AIDS Sedunia 2022 di Jakarta, Kamis.
Menanggapi rencana pemberian booster kedua bagi masyarakat umum, Maxi menyatakan semua pihak harus berfokus meningkatkan cakupan booster pertama terlebih dahulu yang sampai saat ini baru mencapai 38 persen dari target 50 persen yang sudah ditetapkan.
Meski demikian, dirinya mengaku pemerintah sedang mendiskusikan hal tersebut usai perluasan booster kedua pada lansia selesai diberikan.
Baca juga: Bio Farma siapkan 5 juta dosis vaksin IndoVac booster kedua lansia
Baca juga: IDI : Boster COVID-19 dosis kedua upaya ekstra lindungi lansia
Saat ini, pemerintah justru sedang berupaya mempercepat pemberian booster pertama dengan memetakan daerah yang cakupan vaksinasinya masih rendah dan mendistribusikannya bersama TNI/Polri.
“Jadi kita fokuskan dulu (pada booster pertama), selesaikan itu sambil fokus pada booster kedua yang tentu saat ini diberikan pada tenaga kesehatan dan lansia juga immunocompromised,” ujar Maxi.
Hal lain yang pemerintah lakukan untuk mempercepat peningkatan booster pertama adalah dengan menjadikannya sebagai syarat perjalanan yang sampai dengan saat ini terus diterapkan di semua tempat.
Di sisi lain, Maxi turut menyatakan bahwa baik booster pertama maupun kedua sama-sama penting bagi masyarakat, terutama bagi para lansia. Sebab dalam data evaluasi Kemenkes selama dua bulan terakhir, 60 persen dari orang yang meninggal merupakan lansia yang baru divaksin satu kali atau belum sama sekali.
“Kenapa kita prioritaskan pada lansia supaya nantinya, beban rumah sakit (BOR) juga tidak berat dengan beban orang yang masuk sebagai gejala sedang dan berat,” katanya.
Apalagi dengan situasi pandemi saat ini, yang nampaknya akan mengalami kenaikan kasus positif kembali menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru akibat temuan varian XBB. Dirinya berpendapat jika kemungkinan kasus akan tembus 10.000 dalam waktu dekat.
Dengan demikian, Maxi mengimbau agar semua keluarga segera menemani lansia untuk melengkapi dosis vaksinasi COVID-19 nya juga meningkatkan testing dan tracing agar semua kegiatan masyarakat dapat tetap berjalan dengan optimal.
“Kita di Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat melakukan protokol kesehatan, tapi yang juga sekarang penting kita upayakan adalah percepatan vaksinasi terutama pada lansia,” ujar Maxi.
Baca juga: Dinkes Bali pastikan vaksin penguat kedua untuk lansia sudah siap
Baca juga: Yogyakarta hitung ketersediaan vaksin untuk vaksinasi booster lansia
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022