Anggota Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si meminta orang tua untuk tidak menjadikan batuk dan pilek sebagai alasan menunda imunisasi kepada anak.menunda imunisasi hanya anak yang sedang mengalami kondisi khusus seperti demam tinggi, kanker, leukimia
Pasalnya, tak sedikit orang tua yang menunda melakukan imunisasi ketika mengetahui kondisi tubuh anaknya kurang prima, seperti mengalami batuk dan pilek.
"Kalau cuma batuk pilek, anaknya enggak demam, masih happy, mungkin karena batuknya gara-gara bapaknya atau neneknya atau sopir, itu tetap boleh divaksin," kata dokter yang akrab disapa Miko itu dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta, Kamis.
Ia melanjutkan anak yang dianjurkan menunda imunisasi hanya anak yang sedang mengalami kondisi khusus seperti demam tinggi, kanker, leukimia dan penyakit-penyakit kronis lainnya.
Menurut Miko, pemberian imunisasi lengkap sangat penting untuk membentuk kekebalan tubuh anak. Apalagi, saat ini berbagai infeksi penyakit menular seperti campak, polio, difteri, hingga pertusis mulai merebak kembali di Indonesia.
Baca juga: Empat penderita polio di Aceh masih menjalani perawatan dan terapi
Baca juga: Kemendikbudristek dukung imunisasi anak sekolah
"Jadi segera lengkapi imunisasi dari mulai anak bayi sampai usia sekolah. Kenapa demikian? Karena kakaknya yang pulang sekolah bisa menularkan ke adiknya, adiknya yang ketularan dari mana-mana juga bisa menularkan ke kakaknya. Jadi intinya lengkapi imunisasi," katanya.
Jika setelah imunisasi anak menjadi demam, Miko mengatakan orang tua tidak perlu panik karena kondisi tersebut normal terjadi. Sehingga, orang tua cukup memberikan obat penurun demam.
"Betul imunisasi bisa demam. Sama seperti makan cabai bisa kepedasan, makan ikan bisa kena durinya. Semua di dunia tidak ada yang tanpa risiko. Tapi manfaat imunisasi jauh lebih besar (dari efek sampingnya)," ujar Miko.
"Kalau divaksin paling demam sedikit, bengkak sedikit. Tapi kalau kena penyakitnya, bisa kena radang paru-paru, radang otak, jantungnya kena racun difteri, saluran nafasnya tersumbat. Tujuan imunisasi kan melindungi. Jadi aneh kalau ada orang tua yang tidak mau anaknya divaksin," pungkas Miko.
Baca juga: Kemenkes sebut kasus campak dan difteri cukup tinggi di Aceh
Baca juga: Dinkes Yogyakarta ingatkan orang tua lengkapi vaksinasi polio anak
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022