PAIR Lab yang melanjutkan kolaborasi riset di bawah Kemitraan Riset Indonesia-Australia (Partnership for Australia-Indonesia Research/PAIR) ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Baca juga: Hasil laboratorium pasien suspek cacar monyet di Makassar negatif
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Jamaluddin Jompa di Makassar, Minggu, mengatakan PAIR Lab akan membantu menginformasikan kebutuhan riset di masa depan dan luaran riset yang lebih berdampak.
“Pelajaran yang didapat dapat digunakan untuk menciptakan lebih banyak laboratorium PAIR di Indonesia yang melihat tantangan di provinsi lain dan mengembangkan pengetahuan dan aplikasi komparatif," katanya.
Baca juga: Pemprov Sulsel ajukan 4 laboratorium untuk uji spesimen COVID-19
PAIR Lab diharapkan dapat memberikan kontribusi tidak hanya melalui riset, tetapi juga dalam pelatihan dan pembangunan ekosistem pengetahuan Sulawesi Selatan melalui webinar, forum, atau diskusi kelompok.
Prof JJ mengatakan, PAIR Lab merupakan langkah logis selanjutnya menyusul kerjasama berkelanjutan antara Universitas Hasanuddin dengan AIC dan Program PAIR.
“Universitas Hasanuddin bangga menjadi bagian dari kemitraan pengetahuan PAIR, termasuk melalui banyaknya peneliti yang berkolaborasi dalam penelitian PAIR,” ujarnya.
Baca juga: Soppeng resmikan laboratorium swab pasien COVID-19
Prof JJ mengatakan penting bagi peneliti untuk merespon kebutuhan pembuat kebijakan dengan penelitian dan wawasan yang relevan dan berfokus pada masalah.
"Penelitian yang kami lakukan menangani pertanyaan dan masalah, tidak hanya melalui pendekatan interdisipliner tetapi juga dengan melibatkan pengambil kebijakan, masyarakat sipil, dan kalangan industri," jelasnya.
Pendirian PAIR Lab merupakan respon atas kunjungan Perdana Menteri Anthony Albanese baru-baru ini ke Sulawesi Selatan dan Universitas Hasanuddin.
Direktur Eksekutif Australia-Indonesia Centre Dr Eugene Sebastian, menyatakan pemerintah daerah sedang mencari cara untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Baca juga: Gubenur Sulsel ajukan tiga laboratorium pendeteksi COVID-19
PAIR Lab melanjutkan pekerjaan AIC yang dimulai pada tahun 2019, didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Menurut Dr Sebastian, ini adalah contoh bagaimana universitas berkontribusi pada keberlanjutan dan pembangunan jejaringan melampaui masa sebuah program bantuan
pembangunan, dan membangun hubungan orang-ke-orang dalam jangka panjang dengan cara yang dilembagakan.
“PAIR Lab akan bekerja dengan pegawai pemerintah untuk memperkaya wawasan dalam membantu pengambilan keputusan,” ujarnya.
Baca juga: Unhas siap lakukan uji laboratorium COVID-19
“Hal ini mengacu riset PAIR di bidang konektivitas, komoditas, dan kaum muda. Ini juga memanfaatkan jejaring pakar nasional dan internasional yang mendalam," lanjutnya.
Visinya adalah PAIR Lab menjadi yang terdepan dalam memberikan praktik internasional terbaik yang diarahkan pada kebijakan dan menyediakan riset mutakhir di Sulawesi Selatan
dan Indonesia timur.
Baca juga: Polda Sulsel isyaratkan tersangka baru kasus laboratorium
Dr Sebastian juga menyampaikan apresiasi terhadap dari pemerintah Sulawesi Selatan.
atas dukungan dalam konsep PAIR Lab.
“Untuk sukses pada jalur ini, peserta didik harus sadar bahwa seluruh mata pelajaran adalah penting, kemudian menggali minat dan bakat nya, serta tingkatkan prestasi yang ada,” jelasnya.
Baca juga: Gubernur Sulsel dorong Unhas jadi pusat riset energi terbarukan
Baca juga: Gubernur Sulsel dukung PAIR Riset Indonesia-Australia
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022