Pemerintah Ukraina memperingatkan bahwa pemadaman listrik kembali akan diterapkan di beberapa wilayah pascagempuran rudal, yang dikatakannya telah menghancurkan sejumlah rumah dan menyebabkan aliran listrik terputus.Kami akan melakukan segalanya untuk memulihkan stabilitas.
Pemadaman dilakukan karena pihak berwenang harus memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh gempuran tersebut.
"Di banyak wilayah, akan ada pemadaman darurat," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato yang ia sampaikan pada Senin (5/12) malam.
Sebelumnya, Ukraina selama berhari-hari mengantisipasi kemungkinan Rusia melancarkan serangan baru dengan rudal.
Serangan itu akhirnya terjadi hanya beberapa saat sebelum pemadaman darurat seharusnya sudah bisa diakhiri --setelah kerusakan sebelumnya diperbaiki.
Serangan tersebut menyebabkan beberapa wilayah Ukraina kembali gelap gulita di tengah cuaca sedingin nol derajat Celcius.
Serangan itu juga merupakan yang terbaru dalam beberapa pekan terakhir ini dan menghantam infrastruktur utama hingga menyebabkan aliran pemanas dan air terputus.
"Kami akan melakukan segalanya untuk memulihkan stabilitas," kata Zelenskyy.
Amerika Serikat mengatakan pihaknya akan menggelar pertemuan secara virtual dengan para pemimpin perusahaan migas pada Kamis (8/12).
Pertemuan itu akan membahas upaya membantu infrastruktur energi Ukraina, menurut surat yang dibaca oleh Reuters.
Moskow menghantam infrastruktur energi Ukraina hampir setiap minggu sejak awal Oktober, sementara pasukannya terpaksa mundur dari medan perang di beberapa lokasi.
Ukraina baru saja kembali akan melakukan pemadaman listrik pada Senin secara terjadwal --bukan pemadaman darurat seperti yang dialami sejak serangan Rusia pada 23 November.
Serangan itu sendiri merupakan yang paling parah menyebabkan kerusakan pada infrastruktur energi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Beberapa kedutaan Ukraina terima "paket berdarah" berisi mata hewan
Baca juga: Kremlin: Putin selalu terbuka untuk bahas masalah Ukraina
Baca juga: Sekjen NATO peringatkan Barat agar tak remehkan Rusia
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022