Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengingatkan negara-negara anggota Archipelagic and Island States (AIS) Forum bahwa perkumpulan negara pulau dan kepulauan itu harus mampu bersinergi dengan inisiatif global lainnya.Pernyataan bersama kita di COP 26 di Glasgow menjadi contoh yang baik, tetapi kita harus bergerak lebih jauh menuju aksi yang lebih konkret
Pasalnya, isu-isu yang menjadi sorotan AIS Forum seperti adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, sampah plastik di laut, juga menjadi perhatian lembaga dan perkumpulan multilateral lainnya misalnya seperti G20, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Oleh karena itu, Retno saat memberi sambutan pada acara pembukaan pertemuan tingkat menteri ke-4 AIS Forum di Nusa Dua, Bali, Selasa, menyampaikan semangat berkolaborasi harus menjadi acuan kerja AIS Forum.
“Ada dua pelajaran penting yang harus menjadi panduan kita di AIS Forum. Pertama, kita harus memiliki semangat yang sama, yaitu semangat berkolaborasi, karena kita hanya dapat mengatasi berbagai tantangan global jika dunia bersatu, bukan terpecah, jika kita mampu menyepakati solusi yang saling menguntungkan, bukan kompetisi menang dan kalah, dan jika kita mampu berbagi masalah, bukan memindahkan masalah ke pihak lain,” kata Retno di hadapan para menteri dan pimpinan delegasi yang mewakili negara anggota AIS Forum.
Baca juga: Indonesia-Sri Lanka jajaki potensi kerja sama maritim dan ekonomi biru
Kedua, Retno lanjut menyampaikan AIS Forum perlu memperkuat komitmennya dalam menyelesaikan persoalan bersama.
“Pernyataan bersama kita di COP 26 di Glasgow menjadi contoh yang baik, tetapi kita harus bergerak lebih jauh menuju aksi yang lebih konkret,” kata Retno Marsudi.
Ia menjelaskan perekonomian negara pulau dan kepulauan bertumpu pada lautan yang lestari. Itu yang menjadi pemersatu negara pulau dan kepulauan di AIS Forum.
“Kita semua bertumpu pada lautan, untuk pangan dan penghidupan. Namun, ada banyak tantangan yang kita hadapi dalam mengelola lautan, dan jika itu tidak diselesaikan, kita, negara-negara pulau dan kepulauan yang bakal menanggung dampaknya,” kata Menteri Luar Negeri RI.
AIS Forum merupakan perkumpulan negara pulau dan kepulauan yang resmi terbentuk sejak 2018 atas inisiatif Indonesia bekerja sama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP). Sejak terbentuk empat tahun lalu, AIS Forum rutin menggelar pertemuan pejabat senior (SOM) dan pertemuan tingkat menteri (MM) tiap tahun. Namun, pertemuan itu sempat vakum pada 2021 akibat pandemi COVID-19.
Sejauh ini, AIS Forum terdiri atas 47 negara, yang mayoritas merupakan negara berpendapatan rendah dan menengah.
Untuk pertemuan tingkat menteri tahun ini, Indonesia di hadapan menteri dan perwakilan dari 21 negara anggota yang hadir di Bali mengumumkan pihaknya berencana menggelar KTT AIS Forum di Bali pada September 2023.
Indonesia pada pertemuan menteri AIS Forum tahun ini juga mengumumkan tambahan kontribusi dana sampai 5 juta dolar AS atau sekitar Rp77,6 miliar pada 2022. Dana tambahan itu bakal dipergunakan untuk membiayai program-program AIS Forum selama 5 tahun ke depan.
Baca juga: Indonesia berencana gelar KTT AIS Forum pada September 2023
Baca juga: RI tambah kontribusi untuk AIS Forum hingga 5 juta dolar tahun ini
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022