Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) menyatakan bahwa program perlindungan sosial yang dikeluarkan oleh sejumlah kementerian terkait sangat berperan dalam menurunkan angka prevalensi stunting melalui beberapa mekanisme.
“Sebetulnya program perlindungan sosial dari sisi coverage, dari sisi anggaran itu sudah mencukupi. Sekarang saatnya memastikan bahwa program ini makin berkontribusi secara signifikan pada penurunan stunting di Indonesia,” kata Kepala Tim Kebijakan Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Setwapres Elan Satriawan dalam Forum Refleksi Kebijakan Percepatan Perbaikan Gizi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Elan menuturkan, saat timnya melakukan evaluasi dampak sejumlah program perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), program itu efektif membantu menurunkan angka stunting yang kini 24,4 persen.
Baca juga: Setwapres: Stunting tingkatkan kemiskinan dan ketimpangan masyarakat
PKH berkontribusi menurunkan stunting yang dialami oleh anak usia 0-60 bulan melalui beberapa mekanisme, misalnya meningkatkan perilaku memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan dan imunisasi bagi keluarga berisiko yang ingin mendapatkan bantuan.
PKH juga mendorong adanya peningkatan terhadap pendataan informasi berat badan lahir anak, serta peningkatan pada perbaikan gizi melalui pemberian dana yang ditekankan untuk mengkonsumsi telur atau susu yang memiliki kandungan protein lebih tinggi.
Kemudian pada program sembako, Elan mengatakan bahwa bantuan pangan merupakan transformasi dari program Raskin/Rastra dengan mengubah transfer in kind menjadi voucher pangan yang dapat digunakan keluarga untuk membeli beras, telur, serta sumber protein atau vitamin yang dapat memenuhi gizi anak-anak.
Selain mengacu pada penurunan stunting, program itu dapat meningkatkan pembelian di warung lokal sehingga dapat meningkatkan kapasitas UMKM setempat.
Baca juga: Setwapres: Tokoh agama mainkan peran strategis turunkan stunting
“Tujuan dari sistem perlindungan sosial memberikan dukungan baik berupa barang maupun jasa yang kemudian memberikan perlindungan kesejahteraan dan memberikan tools kepada keluarga miskin dan rentan, untuk kemudian bisa memiliki atau meningkatkan konsumsinya,” kata Elan.
Menurut dia, sejumlah program perlindungan sosial itu memang mempercepat perbaikan gizi pada anak, namun prasyarat untuk efektifitas data terkait pensasaran yang akurat harus lebih disusun rapi sehingga dapat diketahui nilai bantuan yang mencukupi dan kualitas implementasi yang baik
Ia menyampaikan bahwa dalam penurunan stunting perlu sinergitas dengan intervensi lain baik dari intervensi sensitif maupun spesifik, yang tentunya harus didorong konvergensi antarprogram dan intervensi yang melibatkan semua pihak dari pusat hingga daerah.
Elan menekankan semua program perlindungan sosial harus terus efektif dan berjalan, karena sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk melindungi generasi bangsa dari stunting.
Baca juga: Setwapres: Kepala daerah hingga perilaku tantangan entaskan stunting
“Kata kunci ketika bicara penurunan atau pencegahan stunting secara efektif, maka kita perlu konvergensi antarprogram baik pusat maupun daerah, kementerian/lembaga juga dengan program-program swasta dan masyarakat,” katanya.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022