• Beranda
  • Berita
  • Emas melonjak karena dolar jatuh di tengah inflasi AS yang mendingin

Emas melonjak karena dolar jatuh di tengah inflasi AS yang mendingin

14 Desember 2022 04:57 WIB
Emas melonjak karena dolar jatuh di tengah inflasi AS yang mendingin
Ilustrasi - Karyawan menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) di gerai emas dan perhiasan, Malang, Jawa Timur, Senin (12/12/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak 33,20 dolar AS atau 1,85 persen menjadi ditutup pada 1.825,50 dolar

Harga emas menguat tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), kembali bertengger di atas level psikologis 1.800 dolar AS karena greenback merosot setelah data harga konsumen AS menunjukkan penurunan inflasi yang kuat dari level tertinggi 40 tahun.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak 33,20 dolar AS atau 1,85 persen menjadi ditutup pada 1.825,50 dolar AS per ounce, setelah mencapai puncak sesi di 1.836,80 dolar AS yang tertinggi sejak 27 Juni.

Emas berjangka anjlok 18,40 dolar AS atau 1,02 persen menjadi 1.792,30 dolar AS pada Senin (12/12/2022), setelah menguat 9,20 dolar AS atau 0,51 persen menjadi 1.810,70 dolar AS pada Jumat (9/12/2022), dan terangkat 3,50 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.801,50 dolar AS pada Kamis (8/12/2022).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Selasa (13/12/2022) bahwa indeks harga konsumen AS naik 7,1 persen tahun ke tahun pada November, lebih rendah dari kenaikan 7,3 persen yang diperkirakan para ekonom dan tingkat inflasi paling lambat sejak Desember 2021.

Indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun tajam karena data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, malah mendorong emas, sebut Xinhua.

Federasi Nasional Bisnis Independen melaporkan Selasa (13/12/2022) bahwa Indeks Optimisme Bisnis Kecil naik 0,6 poin menjadi 91,9 pada November. Namun demikian, pembacaan November adalah bulan ke-11 berturut-turut di bawah rata-rata 49 tahun sebesar 98.

Emas telah naik sekitar 200 dolar AS dari level rendah 1.600 dolar AS yang dicapai pada awal Oktober. Selama tujuh minggu terakhir, emas hanya membukukan penurunan dalam satu minggu.

Rebound emas telah difasilitasi oleh jatuhnya indeks dolar, yang telah kehilangan hampir 8,0 persen nilainya sejak Oktober. Pada Selasa (13/12/2022) saja, indeks, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 1,4 persen, terbesar dalam sehari sejak 11 November.

Investor sekarang sedang menunggu pengumuman pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada Rabu waktu setempat.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 58,7 sen atau 2,51 persen, menjadi ditutup pada 23,99 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari melambung 30,90 dolar AS atau 3,07 persen, menjadi berakhir pada 1.038,90 dolar AS per ounce.

Baca juga: Goldman Sachs: Emas diversifikasi portofolio terbaik dibanding bitcoin
Baca juga: Emas anjlok 18,40 dolar karena "greenback" menguat jelang putusan Fed
Baca juga: Emas naik 9,20 dolar karena data inflasi lebih tinggi dari perkiraan

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022