Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 30 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 75,09 dolar AS pada pukul 01.28 GMT, memangkas kenaikan tajam 3,0 persen di sesi sebelumnya.
Minyak mentah berjangka Brent merosot 38 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 80,30 dolar AS per barel, setelah melonjak 3,5 persen pada Selasa (13/12/2022).
Persediaan minyak mentah AS naik sekitar 7,8 juta barel dalam sepekan hingga 9 Desember, menurut sumber pasar yang mengutip data dari American Petroleum Institute (API), sementara analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan stok sebesar 3,6 juta barel.
Stok produk minyak juga melonjak, dengan persediaan bensin naik sekitar 900.000 barel dan stok produk sulingan naik 3,4 juta barel, data API menunjukkan.
Kenaikan stok bensin lebih kecil dari yang diperkirakan para analis, tetapi kenaikan stok sulingan, yang meliputi minyak pemanas dan bahan bakar jet, lebih besar dari yang diperkirakan.
Data persediaan menentang sentimen bullish yang membuat pasar naik 3,0 persen di sesi sebelumnya di tengah harapan kebangkitan permintaan China dengan pelonggaran pembatasan COVID-19 dan melemahnya dolar setelah data menunjukkan inflasi AS mendingin.
Analis ANZ Research, mengutip data dari perusahaan China VariFlight, menyoroti tanda-tanda peningkatan perjalanan domestik di China, dengan aktivitas penerbangan melonjak ke sekitar 65 persen dari tingkat sebelum pandemi pada Senin (12/12/2022), naik dari 22 persen pada 29 November.
Pasar juga telah didukung minggu ini oleh penghentian pipa minyak utama Keystone milik TC Eenrgy Corp, yang mengirimkan 620.000 barel per hari minyak mentah Kanada ke Amerika Serikat.
Baca juga: Utusan energi Biden senang dengan batas harga minyak Rusia
Baca juga: Minyak naik tiga persen karena dolar merosot akibat inflasi melambat
Baca juga: Harga minyak perpanjang kenaikan di Asia, dipicu penutupan pipa AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022