"Curah hujan ringan-sedang berpotensi melanda wilayah di berbagai daerah di NTT perlu diwaspadai karena berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi ketika dihubungi di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini cuaca di wilayah NTT yang berlaku selama 14-16 Desember.
Agung menjelaskan saat ini wilayah NTT berada di periode musim hujan dengan kondisi suhu muka laut yang hangat dan kelembapan yang cukup basah di setiap lapisan atmosfer.
Kondisi itu menyebabkan potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Ia menyebutkan sejumlah wilayah kabupaten/kota yang berpotensi curah hujan tersebar di 21 kabupaten/kota, kecuali Kabupaten Sabu Raijua.
Agung mengimbau warga di daerah-daerah itu agar meningkatkan kewaspadaan dini terhadap dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir rob (banjir di wilayah pesisir), tanah longsor.
"Waspadai juga dampak lain seperti pohon tumbang, jalanan licin, dan sambaran petir," katanya.
Ia menyarankan agar warga yang bermukim di daerah curam agar lebih waspada dan segera mengevakuasi diri ketika terjadi hujan lebih dari satu jam dengan jarak pandang objek sekitar yang terbatas.
Agung mempersilakan masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca melalui layanan informasi BMKG yang tersedia setiap saat untuk memahami cuaca di lingkungan dan mempersiapkan langkah mitigasi yang diperlukan.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang 2,5 meter lima titik perairan NTT
Baca juga: BMKG: Semua daerah di NTT alami hari tanpa hujan sangat pendek
Baca juga: BMKG ingatkan tiga kecamatan di Manggarai Timur waspada hujan lebat
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022