• Beranda
  • Berita
  • Rupiah diperkirakan stabil di tengah pasar global yang kurang kondusif

Rupiah diperkirakan stabil di tengah pasar global yang kurang kondusif

20 Desember 2022 10:15 WIB
Rupiah diperkirakan stabil di tengah pasar global yang kurang kondusif
Ilustrasi - Petugas menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, KCU Melawai, Jakarta, Selasa (16/8/2022). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/pri.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diperkirakan stabil di tengah pasar global yang kurang kondusif.

Rupiah pagi ini melemah 10 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp15.607 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.597 per dolar AS.

"Kami memprediksi rupiah akan bergerak stabil di rentang Rp15.550-Rp15.650 per dolar AS hari ini," kata Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Menurut Lionel, kondisi di pasar global masih belum kondusif. Kekhawatiran terhadap resesi ekonomi di Amerika Serikat tahun depan menyebabkan aksi jual di pasar saham, komoditas, maupun obligasi global semalam.

Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik 10 basis poin (bps) menjadi 3,58 persen. Hal serupa juga terjadi di Eropa di mana yield obligasi 10 tahun kembali naik 5 bps menjadi 2,2 persen.

Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 10 poin

Aksi jual yang lebih besar terjadi di pasar obligasi negara berkembang. Indeks EMBI dalam denominasi mata uang lokal maupun dalam dolar AS tercatat turun masing-masing 0,5 persen.

Di tengah sentimen negatif global, harga minyak dunia tercatat naik sebesar 1 persen untuk minyak mentah Brent menjadi 79,8 dolar AS per barel dan 1,2 persen untuk minyak mentah WTI menjadi 75,2 dolar AS per barel.

Kenaikan harga minyak tersebut dipicu oleh optimisme investor terhadap prospek relaksasi kebijakan penguncian atau lockdown di Tiongkok.

Sementara itu, Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 5 persen.

Pemangkasan itu didasarkan pada pengetatan kebijakan moneter dalam bentuk kenaikan suku bunga yang masih akan terus berlanjut pada awal tahun depan serta kebijakan fiskal untuk mencapai target defisit fiskal 2023 yang kurang dari minus 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Pada Senin (19/12) lalu, rupiah menguat tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp15.597 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.598 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah menguat tipis di tengah masih tingginya suku bunga Fed

Baca juga: Rupiah melemah di tengah kekhawatiran resesi ekonomi

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022