"Kesetaraan belum kita temukan sampai 94 tahun perjuangan pergerakan perempuan yang dimotori melalui penyelenggaraan kongres pertama tahun 1928 di Yogyakarta. Nah, inilah yang perlu kita kejar sebenarnya. Kita bicara masalah partisipasi perempuan tidak hanya di masa kemerdekaan, pra kemerdekaan partisipasi perempuan itu sudah luar biasa," ujarnya dalam kunjungan kerja memperingati Hari Ibu di Bengkulu, Rabu.
Merujuk catatan sejarah, Hari Ibu di Indonesia bermula dari Kongres Perempuan Indonesia pertama kali yang digelar di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Kongres itu bertujuan untuk menyatukan perkumpulan perempuan Indonesia dalam satu Perhimpunan Perempuan Indonesia.
Tanggal 22 Desember dianggap sebagai tonggak sejarah penting dalam sejarah kebangkitan perempuan Indonesia, sehingga tanggal itu ditetapkan sebagai Hari Ibu berdasarkan hasil keputusan Kongres Perempuan III di Bandung, pada tahun 1938 silam.
Baca juga: Menteri PPPA: Fatmawati sosok inspiratif bagi perjuangan perempuan
Baca juga: Begini cara rayakan Hari Ibu ala dua komunitas ibu di WhatsApp
Bintang menjelaskan hal yang menjadi tantangan sekarang ini adalah pengakuan terhadap partisipasi perempuan yang justru penting bagi Indonesia.
Bila melihat realitas data dan indeks, kesetaraan masih menjadi ketimpangan yang sangat mengganggu bagi perempuan dan laki-laki.
Pada momentum Hari Ibu yang digelar di Bengkulu, kota yang menjadi tempat lahirnya Fatmawati yang merupakan tokoh perempuan penjahit bendera sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, bisa menjadi semangat bagi para perempuan untuk terus berkarya menjadi perempuan yang mandiri, inovatif, kreatif, dan selalu meningkatkan kualitas diri untuk menyejahterakan semuanya.
"Semoga dengan penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu tahun ini di (Bengkulu) daerah yang menorehkan sejarah, ke depan apa yang kita harapkan dan cita-citakan untuk perempuan Indonesia bisa setara dengan laki-laki. Di sinilah yang bisa menjadi momentum untuk perempuan-perempuan di seantero Nusantara," kata Bintang.*
Baca juga: Atalia Kamil sebut Bengkulu memiliki jejak sejarah luar biasa
Baca juga: Hari Ibu dijadikan momentum desak pembentuk UU lahirkan UU PPRT
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022