"Ini fenomena apa? Apakah karena faktor agama yang lemah? Tapi nyatanya banyak yang pelaku dekat dengan institusi agama," kata Mensos dalam seminar nasional "Multiperan Perempuan dalam Bingkai Hari Ibu" di Universitas Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mensos juga menemukan banyak ibu yang meninggalkan anaknya untuk bekerja atau untuk alasan lain. "Dalam kunjungan ke Riyadh ada ibu yang sudah bekerja selama 10-20 tahun," katanya.
Fenomena ini berdampak pada pengasuhan anak di keluarga. Anak yang ditinggalkan rentan menghadapi kekerasan, termasuk kekerasan dari keluarga dekat.
Baca juga: Hari Ibu, Mensos: Jangan ada anak telantarkan orang tua
Baca juga: Mensos: Tidak boleh terjadi lagi pemasungan ODGJ
Keluarga merupakan kunci untuk mengatasi masalah seperti kondisi seperti ini. "Maka saya bahkan menelpon langsung ibunya dan majikan di Arab tempat mereka kerja. Agar ibunya balik ke tanah air. Kita fasilitasi. Dan di sini sini ibu kita ajari usaha, keterampilan. Alhamdulillah beberapa berhasil," katanya.
Mensos juga menjelang adanya tantangan lain dalam perjuangan mengangkat derajat dan peran perempuan. Di pedalaman Papua, Kemensos memberikan keterampilan menjahit dan menyulam kepada ibu-ibu.
Namun, tidak dalam beberapa kondisi, tidak bisa diberikan mesin jahit listrik. "Karena tidak ada listrik. Di Papua yang bisa kita kasih bantuan mesin jahit manual," katanya.
Di Nusa Tenggara Timur, Mensos menemukan ibu-ibu yang naik perahu ke pulau seberang. Sebab air bersih susah di dapat kecuali naik perahu ke pulau seberang. "Dalam perjalanan kembali, ia harus menginap karena ombak sedang tinggi," kayanya
Masih banyak tantangan yang harus dihadapi pemerintah kaum perempuan di Indonesia. Begitu kompleksnya tantangan yang harus dihadapi, Mensos bersyukur banyak pihak yang hadir memberikan kontribusi, baik instansi pemerintah, masyarakat, dan juga dunia usaha.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos Risma juga menerima penghargaan Perempuan Inspiratif yang disampaikan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan penghargaan "Perempuan Inspiratif" kepada Mensos terkait sejumlah capaian. Di antaranya, Mensos berhasil membawa Kemensos memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Laporan Keuangan (LK) tahun 2021.
Kemudian penerapan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang berfokus pada pemberdayaan ibu rumah tangga dari keluarga prasejahtera. Penghargaan Pelaksana Program Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) dari Kemendes PDTT juga menjadi Pertimbangan.
Apresiasi juga diberikan terkait bantuan sosial PKH, Program Sembako, pemberdayaan sosial, asistensi rehabilitasi sosial (ATENSI), dan respon cepat terhadap permasalahan sosial di seluruh negeri.
Lalu adanya apresiasi Moeslimchoice dalam perbaikan data; penghargaan Nawacita Award 2022 dan kiprahnya sebagai Muslimah berprestasi kinerja terbaik dan teladan dari PNS, politisi, walikota Surabaya hingga menjadi Menteri Sosial Republik Indonesia.*
Baca juga: Mensos sebut kesetiakawanan ringankan pembangunan sekolah di Majene
Baca juga: Mensos Risma bangkitkan kesetiakawanan sosial guna majukan bangsa
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022