"Penanganan gempa Cianjur harus dilakukan bersama secara nasional mulai dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten serta organisasi kemanusiaan karena pemulihan banyak terhambat seperti pembersihan puing rumah masih terkendala tenaga dan alat berat agar warga dapat kembali ke rumah," katanya di Cianjur Senin.
Satu bulan setelah gempa magnitudo 5,6 yang menyebabkan puluhan ribu rumah rusak, membuat warga korban gempa tinggal di posko pengungsian dan tenda darurat yang dibangun mandiri, sehingga saat ini mereka berharap mendapat hunian darurat sambil menunggu bantuan pembangunan dari pemerintah.
Namun, hal tersebut terkendala dengan puing rumah yang masih berserakan, ditambah minim-nya lahan untuk mendirikan hunian darurat, sehingga pembersihan puing harus segera dilakukan bersama berbagai kalangan seperti di sejumlah lokasi yang sudah dibersihkan TNI/Polri.
Baca juga: PMI berkomitmen layani korban bencana cepat pulih bangkit
Baca juga: Pemprov Bengkulu sebut bantuan korban gempa Cianjur capai Rp1,3 miliar
"Situasi akibat gempa tidak ringan, ditambah lokasi terdampak tersebar sehingga banyak puing bangunan, hingga ketersediaan lahan hunian darurat yang terbatas. Ini perlu perhatian nasional tetap harus diberikan karena level kerusakan-nya lumayan parah dan progres pemulihan yang lambat akibat berbagai kendala," katanya.
Pihaknya menilai dengan lambatnya penanganan bangunan yang ambruk akan berdampak lamanya korban gempa tinggal di posko pengungsian, untuk membantu mempercepat proses pembersihan butuh campur tangan pemerintah secara nasional mulai dari TNI/Polri, kementerian dan dinas terkait.
"Rumah hunian darurat yang aman dan kuat harus diprioritaskan di masa pemulihan sampai hunian tetap rampung. Kami mengajak semua pihak untuk bisa membangun hunian tersebut, agar semua pengungsi dapat tinggal di tempat yang lebih baik bukan di dalam tenda untuk sementara waktu," katanya.
Sekjen PMI menambahkan, sampai hari ke-34 setelah gempa, PMI sudah membangun 150 hunian darurat di sejumlah desa terdampak mulai dari Kecamatan Pacet, Cugenang dan Cianjur. Permintaan dari warga untuk dibangunkan hunian darurat terus bertambah, namun terkendala lahan terutama yang ingin dibangun di bekas rumah mereka yang ambruk.*
Baca juga: PMI bangun instalasi pengolahan air bersih siap minum untuk penyintas
Baca juga: Kaltim salurkan bantuan Rp6 miliar untuk korban gempa Cianjur
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022