Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mengatakan DKI Jakarta harus dipersiapkan sebaik mungkin untuk menghadapi cuaca ekstrem.
"Pemprov DKI di bawah pimpinan Pj Gubernur harus bisa mengantisipasi terkait adanya peringatan dini hujan ekstrem yang akan melanda Jakarta hingga awal tahun 2023," kata Kenneth dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
DKI Jakarta, kata dia, jangan sampai tidak mempunyai persiapan apapun dalam menghadapi cuaca ekstrem ini.
Politisi yang akrab disapa Bang Kent itu meminta kepada seluruh pemangku kepentingan agar meningkatkan kesiapsiagaan terkait potensi bencana geologi maupun hidrometeorologi, khususnya antisipasi cuaca ekstrem.
"Dinas-dinas dan 'stakeholder' terkait harus memantau kondisi cuaca dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi hujan ekstrem," kata Kent.
Baca juga: BPBD koordinasi modifikasi cuaca antisipasi bencana hidrometeorologi
Untuk dinas terkait, Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini meminta untuk melakukan pemetaan daerah-daerah Jakarta yang kerap dilanda banjir.
"Dinas dinas terkait selama 24 jam harus memonitoring daerah-daerah di Jakarta yang rawan banjir, lakukan pemetaan agar bisa meminimalisir dampak akibat hujan ekstrem, agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan," ujarnya.
Kemudian, kata Kenneth, dalam menghadapi hujan ekstrem ini, yang harus menjadi salah satu perhatian adalah pemaksimalan drainase skala mikro dan pompa portable.
Menurut dia, banjir kerap terjadi akibat drainase yang buruk akibat tumpukan sampah, sedimentasi hingga saluran air yang tidak berfungsi.
"Pemprov DKI di bawah pimpinan Pj Gubernur harus bisa mengantisipasi terkait adanya peringatan dini hujan ekstrem yang akan melanda Jakarta hingga awal tahun 2023," kata Kenneth dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
DKI Jakarta, kata dia, jangan sampai tidak mempunyai persiapan apapun dalam menghadapi cuaca ekstrem ini.
Politisi yang akrab disapa Bang Kent itu meminta kepada seluruh pemangku kepentingan agar meningkatkan kesiapsiagaan terkait potensi bencana geologi maupun hidrometeorologi, khususnya antisipasi cuaca ekstrem.
"Dinas-dinas dan 'stakeholder' terkait harus memantau kondisi cuaca dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi hujan ekstrem," kata Kent.
Baca juga: BPBD koordinasi modifikasi cuaca antisipasi bencana hidrometeorologi
Untuk dinas terkait, Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini meminta untuk melakukan pemetaan daerah-daerah Jakarta yang kerap dilanda banjir.
"Dinas dinas terkait selama 24 jam harus memonitoring daerah-daerah di Jakarta yang rawan banjir, lakukan pemetaan agar bisa meminimalisir dampak akibat hujan ekstrem, agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan," ujarnya.
Kemudian, kata Kenneth, dalam menghadapi hujan ekstrem ini, yang harus menjadi salah satu perhatian adalah pemaksimalan drainase skala mikro dan pompa portable.
Menurut dia, banjir kerap terjadi akibat drainase yang buruk akibat tumpukan sampah, sedimentasi hingga saluran air yang tidak berfungsi.
Kegiatan gotong-royong di setiap kelurahan dan kecamatan harus kembali digencarkan dan berfokus membersihkan sampah atau lumpur yang ada di drainase terutama di kawasan yang rentang banjir.
"Lalu pompa portable harus 'standby' dan diletakkan di titik banjir. Setiap petugas dari dinas terkait harus siap siaga ketika hujan melanda," katanya.
Baca juga: PLN kerahkan 4.910 personel untuk antisipasi cuaca ekstrem
Kent juga meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengerahkan semua kemampuan dan meningkatkan koordinasi bersama instansi mitranya, terutama dalam penanganan kegawatdaruratan banjir.
"Yang terpenting adalah penanganan darurat yang harus dilaksanakan. Bersama kemitraan TNI:Polri dan jajaran untuk mengantisipasi darurat bencana banjir di Ibu Kota Jakarta," tuturnya.
Kent pun mengimbau kepada warga Jakarta yang langganan banjir, khususnya Jakarta Barat untuk bersiapsiaga, seperti menyelamatkan dokumen-dokumen administrasi dan berkas penting lainnya.
"Jangan membuang sampah sembarangan, terutama membuang sampah ke kali atau saluran air. Pastikan juga instalasi listrik aman, guna mencegah korsleting listrik saat dilanda banjir," katanya.
Warga jangan acuh dan terus memantau informasi terkini terhadap prediksi BMKG. "Minimal jika mengetahui info dan prakiraan terbaru dari BMKG, kita bisa betul-betul paham apa yang harus dilakukan awal jika terjadi bencana," kata Kent.
Baca juga: Cuaca ekstrem, Dokter imbau warga di rumah saja di akhir tahun
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat berpotensi melanda hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Tahun Baru 2023 akibat adanya peningkatan curah hujan selama periode ini karena sejumlah dinamika atmosfer.
Menurut BMKG, fenomena yang menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem ini di antaranya Monsun Asia yang disertai adanya udara dingin yang berasal dari dataran tinggi Tibet di Asia. Selain itu, fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara intensif.
Adapun potensi hujan lebat hingga sangat lebat akan terjadi di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
Sementara itu, potensi hujan sedang hingga lebat terjadi di Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan tengah, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dan pihak terkait dalam mengantisipasi cuaca ekstrem menjelang akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 di wilayah Ibu Kota.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022