Penyesuaian waktu sandar dilakukan untuk memastikan keterlambatan kapal tidak terlalu jauh mempengaruhi jadwal kapal di pelabuhan berikutnya. Tercatat sebanyak delapan perjalanan kapal mengalami keterlambatan akibat cuaca buruk selama 8-28 Desember 2022 lalu.
"Jika dimungkinkan sebagai contoh lama sandar 3-4 jam kita percepat menjadi 2-3jam saja. Aktivitas yang dilakukan saat sandar seperti memuat bahan makanan, air tawar maupun BBM," kata Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Opik Taupik dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Keterlambatan kapal umumnya akibat gelombang tinggi, khususnya untuk kapal penumpang tipe 1.000 dan 2.000 yang memiliki panjang 99-46 meter, tinggi haluan 9-100 meter dan bobot kapal mencapai 1.450-3.175 ton. Dengan ukuran tersebut, kapal Pelni masih dapat diizinkan berlayar menembus ombak mencapai 4-6 meter.
Baca juga: Kapal Pelni tipe 1000-2000 disebut relatif aman dari cuaca buruk
"Namun kami selalu memperhatikan dan menaati maklumat pelayaran yang dikeluarkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan setempat. Jika otoritas pelabuhan menyatakan gelombang terlalu tinggi, maka kami akan menunda pelayaran," tambah Opik.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada delapan jadwal perjalanan dari tujuh kapal Pelni yang mengalami keterlambatan lebih dari enam jam.
Cuaca buruk membuat kapal rata-rata mengalami keterlambatan jadwal ketibaan, antara lain KM Sinabung di Surabaya terlambat 8 jam pada 24 Desember 2022, KM Leuser di Pelabuhan Ambon terlambat 6 jam pada 26 Desember 2022, KM Tidar di Makassar terlambat 8 jam pada 24 Desember 2022, dan KM Wilis di Makassar telat 72 jam pada 24 Desember 2022.
Baca juga: Pelni siapkan 69 unit kapal pada libur Natal dan tahun baru
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023