Berdasarkan keterangan Kemlu Turki, Cavusoglu dan Al Nahyan membahas keprihatinan bersama atas larangan yang diumumkan Taliban terhadap perempuan untuk mengakses pendidikan, serta pengucilan perempuan dari organisasi non pemerintah dan kemanusiaan nasional dan internasional.
Menegaskan harapan Turki agar Afghanistan mencabut keputusannya tentang akses pendidikan bagi perempuan, Cavusoglu juga menekankan pentingnya upaya terkoordinasi dalam hal ini, khususnya melalui Organisasi Kerjasama Islam.
Kemlu Turki juga mencatat bahwa Menlu UAE mengatakan keputusan Taliban baru-baru ini dan larangan sebelumnya terhadap anak perempuan untuk mengakses pendidikan menengah "melanggar hak asasi manusia".
Al Nahyan menekankan bahwa Islam memberikan perhatian besar pada perempuan, memberi mereka posisi istimewa, dan melindungi hak-hak mereka.
Dia juga menegaskan perlunya menjamin hak-hak perempuan, serta pentingnya partisipasi perempuan dan anak perempuan secara penuh dan setara dalam semua aspek kehidupan.
“Dalam panggilan telepon, para menteri juga menegaskan kembali kecaman mereka atas penyerbuan Masjid Al Aqsa kemarin oleh seorang menteri Israel. Mereka menggarisbawahi pentingnya menjaga status dan kesucian tempat-tempat suci di Yerusalem dan meningkatkan koordinasi terhadap tindakan yang tidak dapat diterima tersebut,” kata Kemlu Turki.
Kedua menlu meminta otoritas Israel memikul tanggung jawab untuk mengurangi eskalasi dan ketidakstabilan di wilayah tersebut, karena perlunya memberikan perlindungan penuh pada Masjid Al Aqsa dan menghentikan pelanggaran serius dan provokatif yang terjadi di sana.
Cavusoglu dan Al Nahyan juga membahas isu-isu terkait agenda bilateral kedua negara.
Sumber: Anadolu
Baca juga: UAE, China desak Dewan Keamanan PBB bahas insiden Masjid Al Aqsa
Baca juga: Turki kutuk aksi provokatif menteri Israel di Masjid Al Aqsa
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023