Potensi penularan juga muncul salah satunya di transportasi umum yang padat seperti kereta api dan bus dengan jarak antarpenumpang yang minim.
Ahli kesehatan yang dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta, Dimas Dwi Saputro menyarankan penggunaan masker di fasilitas umum yang padat seperti transportasi umum salah satunya untuk menghindari infeksi tuberkulosis (TBC).
Dalam diskusi virtual Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dipantau di Jakarta, Kamis, ia menjelaskan bahwa bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC menyebar melalui droplet (cipratan) dari orang yang terinfeksi dan dapat bertahan di udara selama empat jam.
"Kita bisa saja bersama-sama dengan mereka yang lagi TBC aktif berobat, tidak menggunakan masker," ujarnya.
Potensi penularan, kata dia, juga muncul salah satunya di transportasi umum yang padat seperti kereta api dan bus dengan jarak antarpenumpang yang minim.
"Ketika kita berada di tempat umum itu kita akan tertular di sana karena kita setiap hari ada di tempat itu," katanya.
"Ketularan bisa, kalau tidak pakai masker," tambahnya.
Dia menyarankan agar tetap menggunakan masker ketika berada di tempat-tempat umum yang padat.
Selain orang sehat yang menggunakan masker sebagai bentuk pencegahan, pemakaiannya juga perlu dilakukan pagi penderita TBC yang tengah menjalani pengobatan terutama di bulan-bulan awal.
Pencegahan itu, kata Dimas Dwi Saputro, mesti dilakukan mengingat masih banyak kasus TBC yang belum terdeteksi di Tanah Air.
Menurut Global TB Report pada 2021, diperkirakan ada 824.000 kasus TBC di Indonesia. Namun, pasien yang berhasil dikonfirmasi dan menjalani pengobatan serta dilaporkan di sistem informasi nasional hanya 393.323 atau 48 persen.
Masih terdapat 52 persen kasus TBC yang belum ditemukan atau telah ditemukan tapi belum dilaporkan.
Baca juga: UI raih emas berkat masker pencegah TBC
Baca juga: Cegah penyakit saat liburan, tetap pakai masker hingga cukupi minum
Baca juga: Cegah COVID-19 orang sakit harus pakai masker, kata ahli penyakit paru
Baca juga: Kadinkes Bintan: Masker cegah penyakit paru obstruktif kronik
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023