Kita bangga Indonesia mampu mengelola ekonominya dengan baik, maka kita memiliki ekonomi yang solid dan peluang terjadinya resesi hanya tiga persen
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso menyebut Indonesia memiliki perekonomian yang solid, sehingga peluang terjadi resesi hanya tiga persen pada 2023.
"Banyak negara punya peluang resesi di 2023 di atas 20 persen. Kita bangga Indonesia mampu mengelola ekonominya dengan baik, maka kita memiliki ekonomi yang solid dan peluang terjadinya resesi hanya tiga persen," katanya dalam webinar "Tren Perbankan di Tahun 2023" yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Ia memandang ke depan perekonomian Indonesia masih akan kuat karena terkendalinya COVID-19 yang membuat aktivitas bisnis dan ekonomi kembali berjalan lancar, stabilitas harga komoditas, dan perbaikan peringkat investasi Indonesia.
Baca juga: Ketua IMF: Perekonomian global hadapi tahun yang lebih sulit pada 2023
Ke depan resesi ekonomi Amerika Serikat (AS), perlambatan ekonomi global, peningkatan tensi geopolitik yang menyebabkan diskusi rantai pasok, tekanan inflasi, dan peningkatan COVID-19 di China, masih menimbulkan ketidakpastian perekonomian global dan nasional.
Sementara itu tren industri perbankan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain bonus demografi dimana pada 2030 sebanyak 64 persen dari total penduduk Indonesia merupakan penduduk usia produktif.
Kemudian perilaku nasabah yang semakin terdigitalisasi juga akan mempengaruhi perbankan, sebagaimana tampak dari peningkatan pembayaran digital hingga lebih dari 30 persen, sedangkan transaksi tunai turun menjadi hanya 10 persen.
Baca juga: BSI: Perbankan harus terus tingkatkan transformasi & kemampuan digital
"Kemudian tren penurunan kredit yield akan semakin menekan Net Interest Margin (NIM) bank akan semakin tertekan. Jadi di 2020 sekitar 10 persen, di 2022 enam persen, saya yakin akan terus menekan," katanya.
Selanjutnya inflasi yang berpotensi direspons dengan kenaikan suku bunga acuan bank sentral akan mempengaruhi kebijakan perbankan yang kita tidak bisa serta merta menaikkan suku bunga karena berisiko meningkatkan Non Performing Loan (NPL).
"Utilisasi data dan teknologi juga akan mempengaruhi kinerja perbankan, termasuk kompetisi dengan perusahaan finansial berbasis teknologi. Persaingan semakin ketat dengan hanya pemain non-bank seperti fintech akan meramaikan industri di jasa keuangan," ucap Sunarso.
Baca juga: BRI: Kolaborasi dengan fintech permudah pembayaran digital dan aman
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023