Melalui studi yang melibatkan tikus, para peneliti seperti disiarkan Medical Daily beberapa waktu lalu menemukan riwayat obesitas akibat diet tinggi lemak menyebabkan perubahan kekebalan yang terus-menerus bahkan setelah kehilangan berat badan ekstra dan kembali ke metabolisme normal.
Beberapa perubahan epigenetik memperburuk respons peradangan terhadap cedera mata yang diinduksi secara eksperimental selama percobaan pada tikus.
Hal ini membuat tim menduga perubahan serupa terjadi pada manusia, yang akan menyebabkan kecenderungan AMD di antara orang gemuk.
"Kami ingin tahu mengapa beberapa orang dengan kecenderungan genetik mengembangkan AMD sementara yang lain terhindar darinya," kata pemimpin studi sekaligus profesor oftalmologi Przemyslaw (Mike) Sapieha.
Dia mengatakan penelitian mereka menunjukkan bagaimana obesitas dapat mengubah sel kekebalan dan membuatnya merusak mata, menyebabkan masalah penglihatan di kemudian hari.
AMD dianggap sebagai penyebab utama kebutaan permanen di seluruh dunia. Pada tahun 2020, sekitar 196 juta orang didiagnosis dengan kondisi ini, menurut Science Daily.
Baca juga: Obesitas bukan sekadar soal tak pantas
Baca juga: Minum air cukup cegah risiko kegemukan dan penyakit lain
Baca juga: Hidup sehat dan hindari obesitas untuk menjaga kesuburan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023