• Beranda
  • Berita
  • Kebiasaan begadang di usia muda dapat sebabkan dimensia

Kebiasaan begadang di usia muda dapat sebabkan dimensia

18 Januari 2023 15:49 WIB
Kebiasaan begadang di usia muda dapat sebabkan dimensia
ilustrasi seorang perempuan yang tidak bisa tidur (shuterstock)

Psikiater Klinik dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dr. Gina Anindyajati Sp.KJ mengatakan kebiasaan begadang di usia muda dapat mempengaruhi fungsi metabolisme otak yang dapat menyebabkan dimensia atau pikun.

“Akibatnya di masa yang akan datang seseorang yang kebiasaan tidur larut malam akan berisiko mengalami gangguan fungsi kognitif yang terkenal dengan dimensia atau pikun,” ucapnya dalam diskusi daring dengan tema ‘Membangun Keselarasan Dunia Kerja dengan Kehidupan Pribadi’ yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Psikiater yang juga praktik di Klinik Angsamerah ini menambahkan bahwa kebiasaan ini akan menghambat otak yang seharusnya melakukan fungsi perbaikan di malam hari pada saat seseorang tidur.

Selain itu, pada usia pekerja, kebiasaan begadang juga akan menimbulkan gangguan konsentrasi sehingga timbul masalah dalam menyelesaikan pekerjaannya dan berujung pada perubahan suasana hati yang menjadi lebih sensitif terhadap sekitarnya.

“Pada orang yang sulit tidur ada perubahan suasana perasaan lebih sensitif lebih mudah marah, toleransi sosialnya rendah, jadi alih-alih kerjaannya cepat selesai malah tambah ruwet dan jadi tekanan baru,” ucap Gina.

Baca juga: Sulit tidur karena gelisah, ini tipsnya

Baca juga: Suka ngemil malam hari? Siap-siap susah tidur dan obesitas


Tak hanya itu, kebiasaan tidur malam yang dibarengi dengan konsumsi makanan cepat saji atau makanan instan juga dapat menyebabkan masalah Kesehatan yang mengintai di kemudian hari. Saat mengonsumsi makanan cepat saji yang asin atau manis sambil bekerja larut malam, menyebabkan penumpukan lemak karena kurangnya aktifitas fisik yang dilakukan.

Akibatnya akan muncul risiko kesehatan seperti risiko stroke, penyakit jantung dan pernapasan, gangguan metabolisme lain seperti tekanan darah tinggi dan berat badan berlebih atau obesitas.

“Sebetulnya tidur yang cukup adalah investasi di masa muda untuk masa tua yang tetap fit dan bugar dan bisa bekerja kalau perlu bekerja di masa tua,” ucapnya.

Ia menyebutkan dalam konferensi yang dilakukan di Inggris mengenai perubahan di masyarakat ternyata mempengaruhi status kesehatan fisik seseorang. Peradaban manusia yang berubah dari waktu ke waktu mempengaruhi penyakit pada manusia di zaman sekarang.

“Kondisi fisik dipengaruhi oleh berbagai hal seperti orang-orang yang kurang aktifitas fisik, makan makanan cepat saji dan minum alkohol, tidurnya larut malam, ini adalah contoh kebiasaan sederhana yang mungkin kita lakukan sehari-hari dan akhirnya berdampak pada kondisi kesehatan,” ucapnya.

Baca juga: Psikiater: Cemas berlebih-sulit tidur tanda ada masalah kesehatan jiwa

Baca juga: Alasan kualitas tidur menurun seiring bertambah usia

Baca juga: Tiga cara agar anak mudah tidur di malam hari

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023