• Beranda
  • Berita
  • BMKG: Waspadai potensi banjir rob pesisir NTB jelang Imlek 2023

BMKG: Waspadai potensi banjir rob pesisir NTB jelang Imlek 2023

19 Januari 2023 13:29 WIB
BMKG: Waspadai potensi banjir rob pesisir NTB jelang Imlek 2023
Kapal angkutan publik di Pelabuhan Bangsal, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (FOTO ANTARA/Akhyar)

Potensi banjir rob di NTB diprediksi terjadi mulai tanggal 19-24 Januari 2023

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir pesisir (rob) di wilayah pantai Nusa Tenggara Barat menjelang peringatan Tahun Baru Imlek 2023.

"Potensi banjir rob di NTB diprediksi terjadi mulai tanggal 19-24 Januari 2023," kata prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Kelas II ​​ ​​​​​Zaenudin Abdul Majid, Lombok, I Gusti Agung Angga dalam keterangan di Praya, Kamis.

Ia mengatakan potensi banjir Rob tersebut disebabkan adanya fenomena bulan purnama (Full Moon) pada tanggal 21 Januari 2023, yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Berdasarkan pantauan data "water level" dan prediksi pasang surut, katanya, banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, salah satunya di pesisir Nusa Tenggara
Barat.

"Potensi banjir pesisir ini berbeda waktu, baik hari dan jam di tiap wilayah di Indonesia," katanya.

Ia mengatakan fenomena ini secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

"Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," katanya.

BMKG juga mengimbau warga untuk mewaspadai gelombang tinggi mencapai 2 meter lebih di wilayah Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Sape, perairan Sumbawa, hingga Samudra Hindia di perairan NTB.

"Warga diimbau mewaspadai gelombang tinggi yang bisa mencapai 2 meter atau lebih di perairan NTB," katanya.

BMKG juga menyatakan, risiko cukup tinggi terhadap pelayaran dampak gelombang tinggi, sehingga para nelayan diharapkan untuk tidak pergi melaut untuk mengantisipasi adanya dampak dari cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi.

"Warga pengguna jasa angkutan dan penyeberangan laut atau yang berencana beraktivitas di pesisir maupun di wilayah perairan sekitar NTB tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi di wilayah NTB," demikian  I Gusti Agung Angga.

Baca juga: BNPB: Rob rendam 50 rumah dan 280 petak tambak warga Bima

Baca juga: BMKG: Waspadai potensi rob di pesisir NTB hingga 8 Januari

Baca juga: Ratusan warga Mataram yang dievakuasi akibat banjir rob kian membaik

Baca juga: Banjir rob di NTB rusak 115 rumah

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023