Misi dagang ke Arab Saudi dijadwalkan berlangsung pada 21—23 Januari 2023. Salah satu agendanya membuka ritel modern untuk memasarkan produk-produk usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia.
"Pada misi dagang ini, kami meninjau peluang untuk membuka ritel modern Indonesia di Madinah, Mekkah, dan Jeddah oleh para pelaku usaha Indonesia. Dengan adanya gerai modern di Arab Saudi, maka upaya pelaku UKM untuk memasarkan produknya akan semakin mudah. Ini tentunya juga akan mendorong kinerja ekspor nasional," ujar Zulkifli dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Menurut Zulkifli, kunjungan warga negara Indonesia (WNI) ke Arab Saudi terus mengalami peningkatan. Saat ini kunjungan WNI ke Arab Saudi tercatat sekitar dua juta orang dan diperkirakan beberapa tahun mendatang akan meningkat menjadi lima juta orang.
"Ini merupakan pasar yang sangat besar yang harus dapat dimanfaatkan dengan optimal. Oleh karena itu, kami terus berupaya agar hubungan dagang dapat terus ditingkatkan," katanya.
Misi dagang ke Arab Saudi merupakan salah satu bagian dari program pengembangan pasar baru, khususnya pasar ekspor nontradisional. Ini adalah tindak lanjut misi datang ke pasar nontradisional yang sebelumnya dilakukan di Uni Emirat Arab dan India.
"Setelah Arab Saudi, juga akan dilakukan misi dagang ke Eropa Timur, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Amerika Latin. Kalau kita ingin menjadi negara maju 2045 memang harus menguasai belahan dunia. Kalau kita tidak masuk sekarang tentu kita akan terlambat," ujar Zulkifli.
Selain upaya penjajakan pembukaan gerai ritel modern, Zulkifli dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Kerajaan Arab Saudi Majid Bin Abdullah Al Qasabi, pertemuan dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arab Saudi, pertemuan dengan Otoritas Pangan dan Obat-obatan (SFDA) Arab Saudi, serta pertemuan dengan Dewan Kerja Sama bagi negara Arab di Teluk (GCC).
Zulkifli juga dijadwalkan membuka kegiatan forum bisnis Indonesia-Arab Saudi dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) yang dihadiri oleh pelaku usaha Indonesia dan Arab Saudi, sekaligus menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara pelaku usaha Indonesia dan Arab Saudi di Riyadh.
Sebanyak 24 pelaku usaha turut serta pada misi dagang ke Arab Saudi. Pelaku usaha tersebut terdiri atas sektor produk makanan dan minuman, perawatan tubuh dan kulit, arang, resin, dan aneka produk lainnya.
Selain pelaku usaha, misi dagang juga diikuti asosiasi pelaku usaha di antaranya Kadin Indonesia, Aspirasi Pengusaha Kreatif Indonesia (APKI), dan Kamar Entrepreneur Indonesia (Keind).
Pada periode Januari-November 2022 perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi tercatat sebesar 7 miliar dolar AS, naik 45,42 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
4,82 miliar dolar AS.
Pada periode ini ekspor Indonesia ke Arab Saudi tercatat sebesar 1,84 miliar dolar AS dengan ekspor migas sebesar 200 ribu dolar AS dan sisanya merupakan ekspor nonmigas.
Sedangkan impor Indonesia dari Arab Saudi tercatat sebesar 5,17 miliar dolar AS yang terdiri atas impor migas sebesar 4,33 miliar dolad AS dan impor nonmigas sebesar 842,30 juta dolar AS. Arab Saudi merupakan negara tujuan ekspor peringkat ke-24 bagi Indonesia.
Produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi di antaranya kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit dan turunannya, perhiasan, produk kertas, serta produk tekstil. Sedangkan impor utama Indonesia dari Arab Saudi di antaranya minyak mentah, bahan bakar gas, minyak bumi, besi, dan alkohol asiklik.
Baca juga: Mendag rencanakan kunjungan ke Arab Saudi untuk buka gerai ritel besar
Baca juga: Mendag sebut pengelolaan aset kripto telah dialihkan ke OJK
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023