• Beranda
  • Berita
  • Rupiah berpotensi menguat dibayangi peluang resesi berkurang di AS

Rupiah berpotensi menguat dibayangi peluang resesi berkurang di AS

27 Januari 2023 09:37 WIB
Rupiah berpotensi menguat dibayangi peluang resesi berkurang di AS
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.

Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS pada hari ini karena sentimen positif pasar terhadap aset berisiko....

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat berpotensi menguat dibayangi berkurangnya peluang resesi di Amerika Serikat (AS).

Rupiah pada Jumat pagi dibuka tertekan 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.948 per dolar AS.

"Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS pada hari ini karena sentimen positif pasar terhadap aset berisiko setelah data PDB AS kuartal IV mengindikasikan potensi resesi berkurang di AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Rupiah ditutup menguat, pasar cermati kebijakan suku bunga The Fed

Data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal IV-2022 menunjukkan pertumbuhan 2,9 persen, lebih tinggi dari ekspektasi 2,6 persen.

Ariston menuturkan indikasi potensi resesi tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya juga sudah disampaikan oleh kepala Dana Moneter Internasional (IMF) di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, pekan lalu.

Ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga acuan AS yang hanya 25 basis poin (bps) pada rapat bank sentral AS, The Fed, di Februari 2023, juga masih menjaga potensi penguatan rupiah.

Pedagang secara luas memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Rabu depan (1/2), turun dari kenaikan 50 bps pada Desember 2022.

Ariston memproyeksikan potensi penguatan rupiah ke arah Rp14.880 per dolar AS, dengan resisten di kisaran Rp15.000 per dolar AS.

Baca juga: Dolar turun vs yen awal sesi Asia dipicu harapan kebijakan BoJ berubah

Sementara itu dari internal, penguatan rupiah masih didukung oleh arus masuk bersih modal asing (net foreign inflow) ke pasar obligasi Indonesia yang sudah berlangsung sejak dua pekan lalu.

Mengalirnya modal asing ke pasar obligasi Indonesia dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap The Fed yang mengendurkan kenaikan suku bunganya dan sentimen positif pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia yang membaik.

Terdapat aliran modal asing masuk bersih sebesar Rp14,8 triliun pada periode 16-19 Januari 2023, yang mayoritas masuk ke pasar surat berharga negara (SBN). Modal asing masuk ke pasar SBN mencapai Rp14,49 triliun, sedangkan modal asing masuk ke pasar saham sebanyak Rp300 miliar.

Dengan demikian sejak 1-19 Januari 2023, tercatat aliran modal asing masuk bersih Rp36,33 triliun di pasar SBN, namun terdapat modal asing keluar bersih di pasar saham senilai Rp7,94 triliun.

Baca juga: Dolar terkerek karena data AS yang kuat mendukung sikap "hawkish" Fed

Premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun juga naik ke level 87,21 bps per 19 Januari 2023 dari 86,08 bps per 13 Januari 2023.

Pada Kamis (26/1), rupiah ditutup meningkat 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.948 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.965 per dolar AS.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023