• Beranda
  • Berita
  • Rubel Rusia stabil di atas 69 terhadap dolar setelah sanksi AS terbaru

Rubel Rusia stabil di atas 69 terhadap dolar setelah sanksi AS terbaru

27 Januari 2023 15:36 WIB
Rubel Rusia stabil di atas 69 terhadap dolar setelah sanksi AS terbaru
Uang kertas rubel Rusia terlihat dengan latar belakang uang dolar Amerika Serikat pada Selasa (2/3/2021). ANTARA/Xinhua/Shi Hao/am.
Rubel Rusia stabil di atas 69 terhadap dolar pada awal perdagangan Jumat, tertekan oleh ketegangan geopolitik karena Amerika Serikat menumpuk lebih banyak sanksi terhadap Rusia tetapi mempertahankan dukungan dari periode pajak akhir bulan yang menguntungkan.

Pada pukul 07.34 GMT, rubel sedikit melemah 0,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 69,33, dan telah menguat 0,1 persen untuk diperdagangkan pada 75,35 versus euro. Rubel juga menguat 0,3 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 10,24.

Rusia menggambarkan sanksi baru yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat atas tindakannya di Ukraina sebagai "tidak masuk akal", dengan mengatakan sanksi itu akan mempersulit perusahaan-perusahaan asing untuk melakukan bisnis.

Mata uang Rusia akan mendapatkan dukungan dari pembayaran pajak akhir bulan, jatuh tempo pada 30 Januari, ketika eksportir biasanya mengubah pendapatan valuta asing untuk membayar kewajiban lokal, tetapi telah berjuang untuk melakukan langkah yang kuat minggu ini.

Beberapa analis mengatakan dukungan yang dirasakan dari penjualan valuta asing yang besar oleh pemerintah, yang melepaskan hingga 3,2 miliar rubel (46,11 juta dolar AS) yuan China per hari, bisa semakin berkurang.

Rubel telah berada di bawah tekanan eksternal sejak pembatasan harga Barat pada penjualan minyak Rusia mulai berlaku pada awal Desember bersamaan dengan embargo ekspor minyak Rusia oleh Uni Eropa, memaksa Moskow untuk menjual dengan harga diskon.

Pejabat Uni Eropa pada Kamis (26/1/2023) mengatakan Komisi Eropa mengusulkan bahwa Uni Eropa menetapkan batas harga 100 dolar AS per barel untuk produk minyak premium Rusia seperti solar dan batas 45 dolar AS per barel untuk produk diskon seperti bahan bakar minyak.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,4 persen menjadi 87,8 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia sedikit lebih tinggi. Analis Veles Capital mengatakan bahwa geopolitik menghambat pertumbuhan dan mencegah pembelian skala besar. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 986,3 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel terangkat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 2.170,5 poin.

Baca juga: Yen menguat didorong spekulasi perubahan arah kebijakan BoJ
Baca juga: Dolar terkerek karena data AS yang kuat mendukung sikap "hawkish" Fed

Baca juga: Rupiah melemah seiring laporan AS yang mengklaim pengangguran turun
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023