• Beranda
  • Berita
  • DPRD: Stunting di Surabaya turun salah satunya peran dari KSH

DPRD: Stunting di Surabaya turun salah satunya peran dari KSH

28 Januari 2023 19:43 WIB
DPRD: Stunting di Surabaya turun salah satunya peran dari KSH
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat menggelar reses bersama KSH Wonokromo dan Sukomanunggal, Sabtu (28/1/2023). ANTARA/HO-DPRD Surabaya

KSH memang perempuan-perempuan hebat

DPRD Kota Surabaya menilai penurunan angka stunting secara signifikan di Kota Pahlawan, Jawa Timur, tidak lepas dari peran maupun andil dari para Kader Surabaya Hebat (KSH).

"Saya mengucapkan terima kasih pada ibu-ibu KSH yang turut menurunkan angka stunting di Surabaya. KSH memang perempuan-perempuan hebat," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat menggelar reses bersama KSH Wonokromo dan Sukomanunggal, Sabtu.

Sebagai informasi,  menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Litbang Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita stunting di Kota Surabaya pada tahun 2021 mencapai angka 28,9 persen sementara tahun 2022 tercatat 4,8 persen atau yang paling rendah di antara kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

"Alhamdulillah tentu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota, pak wali kota, ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, camat, lurah, dibantu oleh KSH se Surabaya," kata Reni.

Baca juga: Surabaya Gender Award media pendukung penuntasan stunting di Surabaya
Baca juga: Wali kota sebut stunting di Surabaya turun drastis dua tahun terakhir

Reni optimistis bila di tahun-tahun mendatang bukan tidak mungkin Kota Surabaya bakal zero stunting baru.

"Harapannya di 2023 tidak ada lagi stunting baru, zero stunting baru, atau kondisi seorang ibu hamil, melahirkan itu tidak punya potensi stunting, beratnya mencukupi, tingginya mencukupi dan sehat," kata dia.

Tokoh perempuan yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap anak-anak dan kesejahteraan rakyat itu pun menyatakan penanganan stunting penting sebab menyangkut tema APBD Surabaya 2023 utamanya terkait peningkatan daya saing sumber daya manusia.

"Moga-moga dengan anak-anak yang ada di Posyandu bersama ibu-ibu KSH di sini, itu anak-anak kita, generasi kita ke depan, generasi Surabaya nantinya menjadi anak-anak yang sehat, cerdas dan berkualitas," kata dua.

Baca juga: Wali kota targetkan tiga bulan mendatang Surabaya zero stunting
Baca juga: Tiga balita berisiko stunting jadi pemenang lomba Surabaya Emas

Di sisi lain, lanjut dia, pihaknya meminta supaya kelurahan atau wilayah yang secara angka stunting berhasil menurunkan jumlah dengan drastis agar mendapat apresiasi dari Kepala Daerah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina sebelumnya mengatakan, berdasarkan persentase prevalensi stunting tahun 2022, Indonesia ada di angka 21,6 persen, sedangkan di Jatim 19,2 persen.

Menurut data dari SSGI Kemenkes RI, prevalensi angka stunting di Kota Pahlawan menurun secara signifikan. Pada tahun 2021, prevalensinya mencapai 28,9 persen ( 6.722 balita), di 2022 signifikan menurun hingga ke angka 4,8 persen (923 balita).

Baca juga: Wali Kota: Pejabat mestinya malu masih ada bayi tengkes di Surabaya

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023