"Harus menjadi pers yang membawa jiwa, visi, dan cita-cita luhur Indonesia bersama seluruh komponen bangsa dan institusi negara hadir mengantarkan rakyat dan Indonesia menjadi bangsa dan rakyat Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," ujar Haedar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Jokowi minta media arus utama jadi rumah penjernih informasi
Haedar berpesan kepada pengelola maupun aktor penyelenggara media supaya senantiasa berpegang pada nilai luhur Pancasila, agama, dan kebudayaan luhur bangsa sebagai pondasi nilai utama dalam menjalankan perannya.
Selanjutnya, kata dia, dengan kebebasan pers yang dianut di Indonesia, harus berbingkai dengan nilai-nilai luhur yang hidup di Indonesia selain membawa nilai universal. Karena, bangsa dan negara Indonesia tidak hanya membangun relasi di atas kebebasan, tetapi juga ada jiwa gotong royong, kolektif-kebersamaan, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Sehingga, kebebasan itu terintegrasi dengan daya hidup bangsa Indonesia," kata dia.
Haedar berharap dunia pers di Indonesia menjadi pendorong demokrasi yang bermartabat. Demokrasi yang bermartabat, kata dia, tidak akan membenarkan meluasnya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kekuasaan tidak terbatas, dan praktik berbangsa dan bernegara yang menimbulkan masalah.
"Demokrasi bermartabat juga menjunjung tinggi nilai kebenaran, kebaikan, dan kepantasan, sehingga transaksi politik uang, dan berbagai proses demokrasi pragmatis tidak menjadi berkembang, karena demokrasinya bermartabat," katanya.
Baca juga: Presiden sebut dunia pers sedang tidak baik-baik saja
Baca juga: Waka MPR: Kebebasan pers harus disertai tanggung jawab sosial
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut dunia pers saat ini sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, karena semakin banyaknya media informasi digital yang mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme autentik.
“Pada Peringatan Hari Pers Nasional sekarang ini, saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik baik saja. Saya ulang, dunia pers sedang tidak baik-baik saja,” kata Presiden.
Dia menyampaikan dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers. Tetapi, saat ini isu utama dunia pers, menurut Presiden, sudah bergeser.
“Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers. Sekarang apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser. Karena, kurang bebas, apalagi kita sekarang ini,” ucap Presiden.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023