Kepala Bulog Kanwil Jambi Defrizal di Jambi, Jumat, mengatakan telah melaksanakan operasi pasar atau stabilisasi pasokan harga pangan (SPHP) di pasar-pasar tradisional dan pasar pemukiman padat penduduk.
Secara masif Bulog memprioritaskan pelaksanaan SPHP di pasar pencatatan BPS yakni Pasar Angso Duo, Talang Banjar dan Muaro Bungo.
"Ini bagian upaya untuk menjaga agar beras tidak menjadi pemicu inflasi di Jambi," katanya.
Ia menjelaskan untuk toko pengecer, Bulog mewajibkan pedagang toko memasang spanduk daftar harga beras Bulog yang dijual.
Harga jual beras itu, kata dia harus di bawah harga eceran tertinggi (HET). Ini dilakukan untuk memonitoring agar pedagang tidak menjual beras di atas HET.
Selain pasar tradisional, Bulog Jambi juga menggelar pasar murah di Kantor Camat dan kawasan kelurahan di Kota Jambi.
Pelaksanaan pasar murah ini dilakukan setiap hari di lokasi berbeda. Sementara itu, pada akhir pekan Bulog mengadakan pasar murah di pusat keramaian Car Free Day (CFD) Tugu Keris Siginjai, Kota Baru dan CFD Kantor Gubernur Jambi, Telanai Pura.
"Untuk Kecamatan dan kelurahan dilaksanakan berkelanjutan di lokasinya beda-beda, hari ini di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi," kata dia.
Ia juga memastikan stok beras medium Bulog tercukupi hingga tiga bulan ke depan. Saat ini jumlah stok di gudang Bulog Jambi mencapai 4.793 ton.
Jumlah stok tersebut, terang dia akan terus mengalami penambahan.
Ia menyebutkan rata-rata konsumsi beras medium Bulog di Jambi mencapai 1.500 hingga 2.000 ton per bulan.
Sementara itu, BPS Provinsi Jambi mencatat Provinsi Jambi mengalami inflasi sebesar 0,89 persen pada Januari 2023 karena kenaikan harga beras, cabai merah dan bawang merah dibandingkan bulan sebelumnya.
"Beras walau naik sedikit tapi beras penimbangnya besar jadi kenaikan sedikit saja sudah memberikan andil 150-Rp200 kg," Kepala BPS Jambi Agus Sudibyo.
Baca juga: Warga Jambi "serbu" pasar murah di Taman Jomblo
Pewarta: Tuyani
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023