• Beranda
  • Berita
  • Menlu AS: Kosovo, Serbia harus kompromi demi normalisasi hubungan

Menlu AS: Kosovo, Serbia harus kompromi demi normalisasi hubungan

15 Februari 2023 20:16 WIB
Menlu AS: Kosovo, Serbia harus kompromi demi normalisasi hubungan
Arsip - Seorang anggota pasukan penjaga perdamaian KFOR berpatroli di daerah dekat perbatasan Kosovo dan Serbia di Jarinje, Kosovo (2/10/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Laura Hasani/aww/cfo)
Para pemimpin Kosovo dan Serbia harus membuat kompromi yang sulit untuk menyelesaikan masalah yang belum selesai dan menormalisasi hubungan mereka, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu.

Para utusan AS dan Uni Eropa (EU) telah mendesak kedua negara itu untuk menyetujui rencana perdamaian yang diusulkan pada pertengahan 2022.

Menurut rencana perdamaian itu, Serbia harus berhenti melobi agar Kosovo tidak menjadi anggota di beberapa organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Berdasarkan rencana itu pula, Kosovo juga harus berkomitmen untuk membentuk asosiasi kota dengan mayoritas penduduk dari etnis Serbia.

"Saya yakin bahwa normalisasi hubungan antara Serbia dan Kosovo akan membawa keamanan dan kemakmuran bagi Serbia dan semua warga di Balkan barat," kata Blinken dalam sebuah pernyataan di situs web Kemenlu AS.

Menurut Blinken, meski para pemimpin Serbia dan Kosovo harus membuat kompromi yang sulit untuk mencapai tujuan itu, rakyat di Serbia dan di seluruh wilayah sekitarnya akan mendapat keuntungan.

Blinken menyampaikan pernyataan itu seraya mengucapkan selamat hari kenegaraan kepada Serbia.

Kedua negara itu pada prinsipnya telah menerima usulan EU tersebut. Mereka mengatakan rencana perdamaian itu adalah fondasi yang baik untuk kelanjutan negosiasi.

Menormalisasi hubungan dengan Kosovo adalah salah satu syarat utama bagi Serbia untuk menjadi anggota EU.

Serbia terus mendukung penolakan 50 ribu etnis Serbia di Kosovo utara untuk mengakui kemerdekaan negara itu, 25 tahun setelah pengeboman oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mengusir polisi dan tentara Serbia dari Kosovo.

Blinken juga mendesak Serbia untuk mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia, yang disebutnya sebagai perang brutal tak berdasar dan tak dapat dibenarkan.

Serbia telah lama berusaha menyeimbangkan ambisi untuk menjadi anggota EU dan kemitraan dengan NATO di satu sisi, dengan kekerabatan etnis dan agama dengan Rusia, yang sudah berlangsung ratusan tahun, di sisi lain.

Meskipun telah berkali-kali mengutuk invasi Rusia ke Ukraina di PBB dan forum internasional lainnya, Serbia dikritik oleh EU karena tidak secara resmi menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.

Rusia adalah sekutu utama Serbia dalam menentang kemerdekaan Kosovo, bekas provinsi Serbia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Utusan AS, UE desak Kosovo dan Serbia tidak picu kekerasan
Baca juga: Indonesia dukung kedaulatan Serbia dalam konflik dengan Kosovo

Pewarta: Kenzu Tandiah
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023