“Jadi sudah disetujui oleh masyarakat pemilik lahan, dan akan mulai dikerjakan jalan alternatif tersebut sepanjang 500 meter,” kata Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional wilayah I BPJN X Nusa Tenggara Timur Azhari saat ditemui di lokasi longsor di kilometer 73 jalan Trans Pulau Timor, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Senin.
Hal ini disampaikan berkaitan dengan target dari pembukaan dan pembangunan jalan alternatif agar bisa dilalui oleh seluruh kendaraan bermotor mulai dari roda dua, dua empat dan roda enam ke atas.
Nantinya ujar dia, jalur alternatif yang dibuka itu lebarnya mencapai delapan meter sehingga bisa dilalui oleh kendaraan dari dua sisi.
Terkait lahan, ujar dia sudah aman dan para pemilik lahan sudah menyerahkan lahannya untuk pembukaan jalur alternatif tersebut sehingga perekonomian bisa lancar kembali.
Saat ini ujar Azhari terdapat satu jalur alternatif yang sudah dibuka, namun jalur tersebut hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat.
“Tetapi ini hanya dibuka sementara saja agar tidak ada antrean panjang baik dari arah Kota Kupang maupun dari kabupaten TTS,” ujar dia.
Terkait kendala yang dihadapi saat pembangunan jalur alternatif, ujar dia lebih kepada hujan dan juga kubangan yang membuat. kontur tanah jadi lembek.
Namun ujar dia, pihaknya akan bekerja maksimal agar akses transportasi bisa dibuka kembali.
Saat ini pantauan ANTARA, hujan deras mengguyur lokasi longsor, membuat jalur alternatif sementara yang sudah dibuka tidak bisa dilalui kendaraan akibat kontur tanah yang lembek.
Selain itu aktivitas pengerukan oleh sejumlah ekskavator dan loder juga terhenti mengantisipasi longsor susulan.
Baca juga: Warga terpaksa gotong jenazah PMI lewati jalur longsor Takari
Baca juga: BPJN deteksi empat titik rawan longsor Trans TImor di Takari NTT
Baca juga: BPJN prediksi pengerukan longsor trans Timor selesai dalam dua pekan
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023