• Beranda
  • Berita
  • Media Belanda kagumi sineas Indonesia angkat beragam tema film

Media Belanda kagumi sineas Indonesia angkat beragam tema film

4 Maret 2023 19:33 WIB
Media Belanda kagumi sineas Indonesia angkat beragam tema film
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, saat membuka pameran seni kontemporer di Jakarta, Jumat (3/3). (Ahmad Faishal)
Sejumlah media massa di Rotterdam, Belanda, sempat mengagumi dunia sinema Indonesia dan membuat ulasan mendalam tentang kebangkitan film Indonesia lewat terpilihnya tujuh film karya anak bangsa dalam gelaran bergengsi International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2023.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, yang turut hadir dalam gelaran IFFR 2023 beberapa waktu lalu.

"Uniknya, media di sana menulis panjang tentang film kita yang menurut mereka temanya sangat luar biasa. Mereka kaget, kok orang-orang di Indonesia bisa mengeksplorasi tema-tema yang berkaitan dengan keragaman, identitas, seksualitas, dan lainnya? Respons saya, ya kalian saja yang telat tahu," tawa Hilmar saat ditemui ANTARA di sela pembukaan pameran seni kontemporer di Jakarta, Jumat (3/3).

Baca juga: Karya dokumenter jurnalis Aceh masuk nominasi festival film dunia

Hilmar menjelaskan, media massa di Belanda cukup kagum sekaligus terkejut dengan kemampuan para sineas Indonesia dalam mengeksplorasi sejumlah tema utamanya yang berkaitan dengan kemanusiaan dan keberagaman.

"Saya jelaskan kepada mereka bahwa sebenarnya Indonesia sudah lama mengeksplorasi tema-tema semacam itu. Karenanya ketika ada banyak film kita yang tembus festival film bergengsi, hal itu adalah konsekuensi logis dari capaian teman-teman film selama ini," jelasnya.

Tujuh film yang menorehkan prestasi tampil pada IFFR 2023 adalah "Like and Share" (Gina S. Noer), "Sri Asih" (Joko Anwar), "Deadly Love Poem" (Garin Nugroho), "Mayday! May Day! Mayday!" (Yonri Revolt), "The Myriad of Faces of The Future Challengers" (Yuki Aditya dan I Gde Mika), dan "Evacuation of Mama Enola" (Anggun Priambodo), serta "Marsiti dan Sapi Sapi" (Wisnu Surya Pratama).

Baca juga: Kemendikbud apresiasi karya jurnalis RI masuk Cannes Film Festival

"Luar biasa sekali ya karya teman-teman saat ini, hadir di banyak festival internasional berkualitas. Saya melihat hal ini memang karena ada peningkatan kualitas terutama sineas muda yang bikin film pendek atau animasi dengan ragam yang sangat banyak," papar Hilmar.

Para sineas Indonesia mendapatkan posisi istimewa dalam gelaran yang dimulai sejak tahun 1972 tersebut karena menyumbang film terbanyak dibandingkan dengan partisipan dari negara-negara lain.

Baca juga: Sandiaga dukung ajang festival sinema Australia di 7 kota Indonesia

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023